Kala itu, layanan berlangganan Zomato Pro dan Zomato Gold, yang memungkinkan pengguna Zomato mendapat sejumlah benefit seperti melakukan reservasi dan memilih menu makanan rekomendasi, ikut dihentikan.
Meski demikian, pengguna masih bisa mengakses layanan Zomato seperti biasa, serta menelusuri direktori restoran dan tempat makanan melalui website dan aplikasi Zomato.
"Namun, untuk pemeliharaan konten akan langsung dilakukan dari HQ di India," jelas perwakilan Zomato Indonesia kala itu.
Kendati tidak disebutkan mengapa mereka minggat dari pasar Indonesia, langkah ini tampaknya dilakukan untuk menyesuaikan strategi bisnis perusahaan, supaya Zomato tetap "hidup".
Sebab, kabar lesunya bisnis Zomato memang sudah terendus sekitar beberapa bulan sebelum mereka menutup kantornya di Indonesia, utamanya ketika awal pandemi Covid-19 menerjang dunia.
Pada Mei 2020 lalu, misalnya, Zomato dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 500 karyawannya, atau 13 persen dari total karyawan 4.000 orang, secara global. Konon, karyawan yang tersisa juga mengalami pemotongan gaji.
Kemudian pada September 2019 lalu, Zomato juga telah mem-PHK 540 karyawan di bagian layanan pelanggan (customer service).
Zomato sendiri mulai masuk ke pasar Indonesia pada November 2013 lalu, sekitar lima tahun dari peluncuran perdananya pada Juli 2008 lalu.
Dengan kata lain, aplikasi rekomendasi restoran dan tempat makanan tersebut sudah menemani konsumen Tanah Air sekitar kurang lebih satu dekade alias 10 tahun lamanya. Selamat tinggal Zomato!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Zomato Resmi Tutup Layanan di Indonesia", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2023/02/09/09150097/zomato-resmi-tutup-layanan-di-indonesia?page=all#page2.