SonoraBangka.id - Mungkin Moms dan Dads sampai sekarang masih bertanya-tanya terkait jam belajar anak yang biasanya dimulai pada pagi hari.
Sebenarnya, apakah jam belajar pagi efektif atau tidak?
Jangan khawatir, karena psikolog akan membantu menjelaskan efektif atau tidaknya jam belajar pagi bagi anak itu sendiri.
Menurut Seni Septiani Sanusi, S.Psi, sebenarnya setiap orang termasuk anak itu memiliki hak akan waktunya masing-masing.
"Hak tubuh itu ada yang buat istirahat, ada yang buat sosialisasi, tapi juga memang ada waktunya dimana lebih banyak otak akan digunakan untuk belajar tadi," kata Seni saat diwawancarai Nakita, Rabu (1/3/2023).
Seni menyampaikan, waktu subuh untuk belajar itu sebenarnya merupakan waktu yang kurang tepat.
Sebab, bisa saja anak memiliki hak tubuh untuk beribadah dan sarapan yang tidak bisa dilewatkan.
"Jadi, kalau dilihat, pasti ada alasannya kenapa sekolah itu mulainya jam pagi (saat matahari sudah terbit)," ucap psikolog di Klinik Psikologi Ramaniya ini.
"Karena, matahari itu kan sudah terbit, ya. Artinya, otak juga sebetulnya sudah menerima sinar matahari, sehingga dia sudah lebih siap untuk beraktivitas yang lain," terangnya.
Jadi, dalam kata lain, tubuh anak sebetulnya akan menyesuaikan dengan waktu sepanjang harinya.
Terlebih, anak usia sekolah dengan jangkauan usia SD sampai SMA (6-18 tahun).
"Kita bicara tentang usia anak atau remaja yang masih bertumbuh. Jadi, istirahat juga masih penting dan lain sebagainya," ucap Seni dengan tegas.
"Nah, itu kenapa kok (jam belajar di sekolah) dipilihnya saat hari sudah terang, ya. Kemudian, nanti kalau menjelang gelap, mereka sudah sampai rumah," lanjutnya menyampaikan.
Tak sampai di situ, Seni juga menyampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari jam belajar pagi itu sendiri.
Menurut Seni, jam belajar yang diadakan di pagi hari membuat tubuh menjadi lebih bugar.
"Karena, udara di waktu tersebut kan memang masih segar, ya. Masih fresh," ungkapnya.
"Tapi tadi, fresh kan bukan berarti yang harus belajar di sekolah begitu, ya," ucapnya lag.
Seni memisalkan, ada beberapa anak yang mungkin lebih suka mengerjakan PR saat subuh.
"Tapi, kan itu di rumah, suasananya tetap berbeda sama sekolah. Tetap ada perbedaan kalau misalnya (waktu sekolah) terlalu pagi," jelasnya.
Apabila berbicara terkait kekurangan, Seni menyebut beberapa hal.
Terutama, jika waktu belajarnya dimulai saat subuh.
Salah satunya adalah hal adaptasi atau kebiasaan sehari-hari.
"Kalau sekolahnya (mulai) subuh, berarti makan harus jam berapa? Kan, ibunya harus menyiapkan (sarapan) juga," tutur Seni.
"Dan jangan lupa, tenaga pengajarnya juga yang harus menyiapkan (segalanya untuk) keluarganya juga," lanjutnya.
Seni memisalkan, kalau siswa harus datang jam 5 pagi, maka tenaga pengajar harus datang sebelum jam 5 pagi ini.
"Jadi, jangan sampai tenaga pengajar sibuk mengajar anak orang lain, tetapi keluarganya sendiri jadi terbengkalai," pesannya.
Terlebih, penerapan jam sekolah pagi bisa saja berefek domino pada hubungan keluarga nantinya, Moms dan Dads.
"Ada kehidupan-kehidupan yang akhirnya kita bisa terlewat, momen-momennya," ungkap Seni.
"Kalau misalnya dibuat lagi ada kebijakan yang mengharuskan sekolah subuh, itu kan berarti harus adaptasi lagi. Kasihan juga nanti," tutupnya.
Maka dari itu, sebagai kesimpulan, jam belajar pagi bagi anak akan lebih efektif apabila sinar matahari sudah muncul.
Dengan begitu, Si Kecil akan lebih bersemangat untuk belajar dan melakukan aktivitas lainnya.
Nah, semoga bermanfaat, ya!
Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/023712377/apakah-efektif-jam-belajar-anak-dilakukan-pada-pagi-hari-begini-jawaban-psikolog?page=all