SONORABANGKA.ID - Adalah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan saat ini belum ada industri kecil menengah (IKM) yang masuk rantai produksi manufaktur kendaraan bermotor listrik, baik roda dua maupun empat di Indonesia.
Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin Reni Yanita menjelaskan, perlu waktu yang cukup seraya para produsen terkait mulai meningkatkan aktivitas manufaktur kendaraan bermotor listrik-nya.
"Kami sudah melakukan yang di NTB (Nusa Tenggara Barat), tapi ke sepeda listrik. Kita gandeng perusahaan besar sepeda listrik, melakukan pelatihan di sana," kata dia saat ditemui di sela-sela gelaran Business Matching V 2023 di Senayan, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Lebih jauh, Reni menjelaskan jika untuk IKM bisa masuk ke industri kendaraan listrik pertama yang harus dilakukan ialah berkecimpung dalam sektor perbengkelan.
Sebab, menurut dia, bila IKM sudah bisa mereparasi kendaraan listrik maka secara otomatis kepercayaan masyarakat atau konsumen untuk membeli kendaraan jenis tersebut semakin tinggi.
"Jadi kita coba (masuk) sepeda listrik dulu. Kalau kami strateginya, ke bengkelnya dulu karena yang namanya industri bukan hanya barang tapi juga jasa," ucap Reni.
"Bagaimana menumbuhkan jasa-jasa bengkel reparasi untuk kendaraan listrik itu penting," tambah dia.
Reni menegaskan, Kemenperin terus mendorong IKM agar masuk rantai pasok dalam perusahaan besar guna menambah daya saing industri dan melepas ketergantungan ke negara tertentu yang selama ini jadi pemasok.
Menurut catatannya, dalam beberapa tahun terakhir ada penambahan 100 IKM yang masuk ke rantai pasok perusahaan besar tiap tahun.
"Untuk industri tekstil sudah banyak, termasuk boneka sekelas Mattel. Otomotif juga seperti itu, kemudian juga bisa diperluas ke sektor lain seperti hotel atau restoran," kata dia lagi.