SonoraBangka.ID - Pemerintah Arab Saudi melakukan investasi 38 miliar dollar AS atau setara Rp 567,2 triliun (estimasi kurs Rp 14.928) untuk membuat pusat game (gaming-hub) di wilayah tersebut.
Dana tersebut akan dihimpun dan dikelola oleh Public Investment Fund (PIF), perusahaan investasi milik Kerajaan Arab Saudi.
Langkah Arab Saudi mengembangkan industri game ini dilakukan sebagai salah satu upaya memperluas bisnis dan perekonomian pemerintah, selain bisnis perminyakan.
Menurut Bloomberg, Selasa (11/4/2023), investasi tersebut juga diharapkan dapat membawa Arab Saudi sebagai negara terdepan di industri game secara global, dengan nilai bisnis sebesar 184 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.746 triliun).
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah Arab Saudi membuat perusahaan game bernama Savvy Gaming Group. Semula anak perusahaan PIF ini fokus mengembangkan e-sports, namun mereka kini mengubah bisnisnya menjadiperusahaan pengembang dan publisher (penerbit) game.
Lewat perubahan fokus tersebut, kini Savvy aktif mencari dan menggandeng sejumlah studio ataupun penerbit game kenamaan, untuk mengembangkan industri game di Riyadh, ibukota Arab Saudi.
“Saat ini kami lebih banyak berkecimpung di esports, daripada bisnis game, namun tahun ini fokus bisnis kami akan lebih banyak ke game," ujar CEO Savvy, Brian Ward.
Suntikan dana yang sudah diterima Savvy tercatat sebesar 13 miliar dollar AS (Rp 193,8 triliun). Dana tersebut sebagian juga diinvestasikan ke perusahaan game internasional, seperti Nintendo Co., Tencent Holdings Ltd. dan Activision Blizzard Inc.
Dengan investasi itu, Savvy berharap akan ada kerja sama dengan pengembang-pengembang game dunia itu, seperti penerbitan game di region Timur Tengah dan Afrika Utara, atau membuat IP (intelectual property) bersama-sama.
"Mandat kami termasuk membantu rekanan dan perusahaan game lain datang ke Arab Saudi dan mendirikan bisnis penerbitan atau distribusi game di Riyadh atau daerah lainnya juga, yang melayani wilayah (region) ini," tambah Ward.
Arab Saudi dianggap sebagai salah satu negara yang jarang terlihat dan terlibat, khususnya di industri pengembangan game secara global. Akan tetapi, Negara Minyak itu juga memiliki jumlah gamers (pemain/penyuka game) yang tinggi.
Menurut data dari analis firma riset Niko Partners, Arab Saudi setidaknya memiliki 21 juta gamers di negaranya. Angka tersebut nyaris 58 persen dari total populasi.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS) jumlah gamers tercatat sebanyak 66 persen dari total populasi.
Dalam laporan yang sama, Niko Partners juga mencatat bahwa industri game di Asia Barat dan Afrika Utara diproyeksikan bakal tumbuh sekitar 56 persen atau sama dengan 2,79 miliar dollar AS pada 2026 mendatang.
Pertumbuhan positif yang dipaparkan data tersebut yang mungkin menjadi alasan Arab Saudi optimis untuk memanfaatkan peluang yang ada. Ditambah, per 2021 lalu, PIF telah menyuntikkan dana sebesar 3,3 miliar dollar AS (berkisar Rp 46 triliun) ke tiga pengembang dan publisher game.
Ketiganya terdiri dari Activision Blizzard Inc., Electronic Arts (EA) Inc., dan Take-Two Interactive Software Inc.
Sementara, rincian dana yang diberikan adalah 14,9 juta lembar saham Activision senilai 1,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,7 triliun) dan 7,4 juta lembar saham EA sebesar 1,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 15,5 triliun).
PIF juga memborong 3,9 juta lembar saham milik Take-Two senilai 826 juta dollar AS (sekitar Rp 11,6 triliun). Seluruh saham ini dibeli pada kuartal IV-2020 lalu.
Lewat upaya-upaya yang sudah dilakukan, pemerintah setempat dan Savvy optimis bahwa investasi yang telah dilakukan Arab Saudi untuk mengembangkan bisnis game bisa membawa negara tersebut menjadi pemain utama di kancah internasional.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arab Saudi Gelontorkan Rp 567 Triliun untuk Jadi Pusat Industri Game", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2023/04/11/09000007/arab-saudi-gelontorkan-rp-567-triliun-untuk-jadi-pusat-industri-game?page=all#page2.