SONORABANGKA.ID - Memakai mobil pribadi saat ini masih jadi alternatif utama untuk mudik ke kampung halaman saat Lebaran.
Pasalnya, menggunakan mobil lebih fleksibel. Apalagi, sekarang akses jalan tol sudah sampai ke berbagai wilayah.
Hanya saja kadang-kadang kontur jalan di kampung halaman kurang bersahabat. Banyak yang tidak rata dan jadi tantangan pengguna mobil berusia tua, karena bisa berdampak pada komponen tertentu.
Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia, Aan Nugroho menyatakan, salah satu komponen yang kerap jadi dampak adalah ban.
"Ban dengan tekanan udara rendah kemudian menabrak benda keras, seperti batu, trotoar, dan lubang menyebabkan dinding ban tergencet. Gesekan berlebihan antara pelek dan permukaan jalan secara tiba-tiba, lalu membuat benang di samping ban putus," ucap Aan kepada Kompas.com.
Hal yang sama juga dikatakan Manajer Motorsport Pirelli Indonesia, Andre Satrio. Terlebih apabila ban mobil dibiarkan kurang udara dalam waktu yang lama.
“Sebab pertama adalah under impact. Ini istilah yang digunakan saat ban menerima tekanan yang terlampau besar dan mengakibatkan benjol di bagian sidewall (sisi ban),” katanya.
Tekanan besar yang dimaksud oleh Andre contohnya adalah menghajar lubang dengan kecepatan tinggi atau ban mobil mengalami benturan yang cukup kuat.
“Kedua adalah running flat, ini cukup sering dialami pengemudi di Indonesia. Pada situasi ini, ban kurang tekanan angin dan dipaksa jalan. Akibatnya ban overheat dan terjadi separasi layer (lapisan),” ujar Andre.
Oleh karena itu, dia mengimbau supaya pengguna mobil senantiasa untuk melakukan pengecekan terhadap tekanan ban dan kondisi fisik, apakah terdapat benjolan atau tidak. Jika ada, segera lakukan pengecekkan di bengkel terdekat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tempuh Ratusan Kilometer, Jangan Sepelekan Kondisi Ban Mobil", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/23/164200615/tempuh-ratusan-kilometer-jangan-sepelekan-kondisi-ban-mobil.