SonoraBangka.id - Ghifaria Nisa Pabelia (19) baru berumur 19 tahun menggantikan kursi almarhum ayahnya yang sudah meninggal sejak 2019 lalu untuk berangkat ke tanah suci Mekkah.
Ghifaria seorang mahasiswi di Universitas Darussalam, Jawa Timur ini disebut sebagai calon jemaah haji termuda asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Anak pertama Suhartini (41) dan almarhum Gimin ini dipilih mengisi kursi sang ayah karena memang paling tepat, adiknya yang kini masih bersekolah belum cukup umur untuk berhaji.
Ia dan ibunda, Suhartini (41) dijadwalkan akan berangkat 5 Juni 2023 menuju Madinah.
Semula keberangkatan Ghifaria dan sang ibu dijadwalkan tahun 2020 lalu saat usianya 17 tahun, namun terpaksa ditunda sebab pandemi Covid-19.
Ketika dijumpai Bangkapos.com di rumahnya di Jalan Pinus IV, Perumnas Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Senin (29/5/2023) sore. Ghifaria mengaku dapat berhaji di usia yang sangat muda sekali ini merupakan anugerah dari Allah SWT.
Ia juga mengaku berat harus menduduki posisi sang ayahnya pada keberangkatan haji kali ini.
"Yang menggantikan itu harus yang semahram sama mama, bisa anak ataupun saudara dari mama. Jujur sekali berat rasanya, menggantikan posisi kursi papa untuk berangkat haji ini, kalau bisa papa aja tapi mau gimana lagi," ujar Ghifaria kepada Bangkapos.com, sambil bekaca-kaca.
Dia juga mengaku, sebelumnya tak mengetahui ada aturan baru dari Kementerian Agama (Kemenag) kursi haji yang meninggal dunia bisa digantikan kepada ahli waris.
Bahkan, mahasiswi semester 3 jurusan Ilmu Agama ini tak mengetahui orangtuanya mendaftarkan haji kala itu.
"Jujur sampai sekarang masih tidak menyangka, sedih sih yang seharusnya papa yang berangkat tapi kok jadi aku. Kemarin waktu setelah papa meninggal mama langsung ngajakin ke Kemenag untuk ngurusin pelimpahan haji ini. Awalnya ga tau mama sama papa daftar haji tiba-tiba mama bilang aku gantiin papa haji disitu langsung kaget, kok aku gitu," jelasnya.
Sayangnya kata Ghifaria, ia hanya bisa menggantikan sang ayah tak bisa menghajikan ayahnya sebab baru pertama kali berhaji.
"Kalau baru pertama belum boleh membadalkan haji, tapi kalau sudah haji yang kedua baru boleh. Jadi hanya bisa mendoakan papa disana. Jujur mendengarkan lantunan labbaik allahumma labbaik aku hanya teringat papa, ga kuat sebenernya tapi harus jadi kuat disana, nguatin mama juga," tuturnya.
Sebab menjadi jemaah haji paling muda, Ghifaria juga bersiap membantu para jamaah yang akan berangkat bersamanya.
"Harus lebih kuat, berusaha kuat meskipun sebetulnya sedih. Mama juga bilang karena aku masih muda jadi harus bermanfaat untuk jemaah haji yang lain juga, karena banyak yang sudah lansia, jadi harus siap saling bantu teman-temen jemaah haji juga," ungkapnya.
Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor ini menyebut kini segala persiapan untuk berangkat sudah ia persiapakan, mulai menyiapkan pakaian ihram, mukenah dan perlengkapan ibadah lainnya.
"Untuk doa-doa sampai sekarang masih terus dihafalkan yang masih belum lancar, kalau perlengkapan seperti pakaian ihram sudah siap, mukenah dan yang lainnya Insyaallah. Bismillah semoga ibadah nanti disana lancar, bisa bantu jemaah lain juga, bisa jagain mama, doain papa yang paling penting," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Jadi Calon Jemaah Haji Termuda Asal Bangka, Ghifaria Gantikan Sang Ayah yang Meninggal Dunia, https://bangka.tribunnews.com/2023/05/29/jadi-calon-jemaah-hari-termuda-asal-bangka-ghifaria-gantikan-sang-ayah-yang-meninggal-dunia.