Kendati begitu, Bank Dunia (World Bank) meningkatkan prospek pertumbuhan global di 2023 karena AS, China, dan ekonomi utama lainnya terbukti lebih tangguh dari perkiraan. Namun, tren suku bunga yang lebih tinggi dan kredit yang lebih ketat diyakini Bank Dunia akan berdampak lebih besar pada perekonomian tahun depan.
Lantaran, kondisi suku bunga tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga mengurangi permintaan terhadap minyak.
Di sisi lain, naiknya indeks dollar AS ke level tertinggi dalam 10 minggu sejak 31 Mei 2023 terhadap sekeranjang mata uang turut mempengaruhi pergerakan harga minyak.
Penguatan dollar AS itu membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga membebani permintaan minyak.
Adapun pasar saat ini sedang menunggu data terbaru dari AS dan China, dua konsumen minyak terbesar di dunia, yang dapat memberikan indikasi permintaan minyak ke depannya.
China akan merilis data perdagangan Mei pada Rabu ini, sedangkan kelompok industri American Petroleum Institute (API) akan merilis data persediaan minyak AS di hari yang sama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi ", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/06/07/091533226/harga-minyak-dunia-turun-dipicu-kekhawatiran-pelemahan-ekonomi?page=all#page2.