SonoraBangka.id - Secara syariat, wanita haid dilarang mengerjakan beberapa amal ibadah seperti, shalat, puasa, masuk, masjid, dan memegang mushaf Al Quran.
Nah, jika sudah demikian, apa yang bisa dikerjakan wanita haid agar tetap mendapat keberkahan shalat Idul Adha?
Merujuk penjelasan Ustadz Adi Hidayat, Rasulullah Saw memberi solusi berupa amalan pengganti shalat Idul Adha bagi wanita haid.
Amalan pengganti tersebut yakni, di momen shalat Idul Adha, wanita haid masih bisa ikut ke masjid untuk sekadar mendengarkan khutbah Idul Adha.
Karena wanita haid dilarang masuk ke dalam masjid, maka wanita haid yang hendak ikut menyimak khutbah Idul Adha bisa menyimak dari halaman luar masjid.
Atau bisa juga pihak takmir masjid menyediakan tempat khusus bagi wanita haid agar bisa mengikut (mendengarkan) berlangsungnya khutbah Idul Adha.
Dan yang demikian itu sudah dicontohkan sejak zaman Rasulullah Saw.
Ustadz Adi Hidayat, Rasulullah Saw memberi solusi berupa amalan pengganti shalat Idul Adha bagi wanita haid.
Amalan pengganti tersebut yakni, di momen shalat Idul Adha, wanita haid masih bisa ikut ke masjid untuk sekadar mendengarkan khutbah Idul Adha.
Karena wanita haid dilarang masuk ke dalam masjid, maka wanita haid yang hendak ikut menyimak khutbah Idul Adha bisa menyimak dari halaman luar masjid.
Atau bisa juga pihak takmir masjid menyediakan tempat khusus bagi wanita haid agar bisa mengikut (mendengarkan) berlangsungnya khutbah Idul Adha.
Dan yang demikian itu sudah dicontohkan sejak zaman Rasulullah Saw.
"Bahkan nabi dalam sholat yang sifatnya sunnah seperti Idul Fitri dan Idul Adha itu beliau menyediakan tempat untuk perempuan yang tidak sholat ( haid)," jelas UAH dalam video di kanal YouTube Ceramah Pendek.
"Karena yang penting bukan cuma sholatnya, tapi khutbahnya ( Idul Adha) juga penting, jadi syiarnya penting," ujarnya.
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah rakaat sholat Idul Adha sama dengan shalat Idul Fitri yaitu dua rakaat.
Adapun pelaksanaannya pun sebenarnya tak jauh berbeda.
Berikut ini adalah niat dan tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha yaitu:
Shalat Idul Adha didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi "ushalli sunnatan lidil adlha rak'taini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa".
Kalau dilaksanakan sendirian. Ditambah "imaman" kalau menjadi imam, dan "makmuman" kalau menjadi makmum.
"Aku ber niat Shalat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."
Lalu membaca takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.
Selanjutnya membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A'la.
Berlanjut ke ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Saat dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allahu akbar" seperti sebelumnya.
Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.
Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca Surat al-Ghasyiyah.
Berlanjut ke ruku', sujud, dan seterusnya hingga salam.
Setelah salam, jemaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung.
Kecuali bila sholat id ditunaikan tidak secara berjemaah.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sesuai Sunnah Rasul, Inilah Amalan Pengganti Sholat Idul Adha Bagi Wanita yang Haid, https://bangka.tribunnews.com/2023/06/09/sesuai-sunnah-rasul-inilah-amalan-pengganti-sholat-idul-adha-bagi-wanita-yang-haid?page=all.