Bahkan, riwayat lain mengatakan bahwa jumlah ternak Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor.
Suatu ketika, Nabi Ibrahim ditanya oleh seseorang, terkait pemilik ternak sebanyak itu.
Nabi Ibrahim menjawab bahwa ternak tersebut adalah milik Allah yang akan ia berikan semuanya apabila Allah menghendaki.
Bahkan, Nabi Ibrahim mengaku, ia pun akan memberikan putra kesayangannya, Ismail, apabila Allah juga menghendaki.
Pernyataan Nabi Ibrahim itulah yang kemudian digunakan oleh Allah untuk mengujinya.
Allah menguji iman dan takwa Nabi Ibrahim dengan memintanya melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail, yang masih berusia tujuh tahun.
Meski telah lama menantikan kehadiran anak dan akhirnya memiliki Ismail di usia lanjut, Nabi Ibrahim mendahulukan dan menaati perintah Allah.
Dengan berat hati, Nabi Ibrahim berusaha membulatkan tekad dan membuang keraguan demi menaati perintah Allah.
Perintah Allah tersebut juga didukung oleh Nabi Ismail sendiri, yang meminta ayahnya mengayunkan pisau sambil berpaling, supaya tidak melihat wajahnya.
Ketika Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail di Padang Arafah, tiba-tiba datang firman Allah.
Allah meminta Nabi Ibrahim menghentikan niatnya dan menggantinya dengan penyembelihan seekor kambing.
Diriwayatkan bahwa malaikat pun kagum dengan pengorbanan yang rela dilakukan Nabi Ibrahim untuk membuktikan kesetiaan dan ketakwaannya kepada Allah.
Allah juga telah meridai Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang telah bertawakal. Itulah sejarah peristiwa Idul Adha yang identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Namun tak hanya itu, peristiwa hidup yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya menjadikan lahirnya Kabah beserta ibadah haji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Hari Raya Idul Adha", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/30/100000479/sejarah-hari-raya-idul-adha?page=all.