SonoraBangka.id - Kita ketahui bahwa, ruang angkasa adalah ruang tak terbatas yang gelap dan tidak sepenuhnya kosong.
Di sana terdapat sejumlah partikel, plasma dari hidrogen, helium, debu, sinar kosmik, dan beberapa unsur lainnya.
Selain itu, terdapat juga berbagi benda atau objek ruang angkasa, asteoroid, hingga planet lain selain Bumi.
Sebagai informasi, semua planet selalu berputar mengelilingi Matahari secara terus menerus selama miliaran tahun.
Namun hebatnya, planet yang saling bergerak itu tidak pernah bertabrakan dan menimbulkan kekacauan. Mengapa begitu, ya?
Dilansir dari Live Science, planet Bumi yang kita tinggali sekerang mungkin seharusnya sudah tidak ada keberadaannya.
Ini karena orbit planet tata surya bagian dalam sangat kacau dan seharusnya planet ini sudah saling bertabrakan.
Namun, itu belum terjadi. Penelitian yang diterbitkan pada 3 Mei di jurnal Physical Review X akhirnya bisa menjelaskan alasannya.
Melalui penelitian model gerakan planet, peneliti menemukan bahwa gerakan planet dalam dibatasi oleh parameter tertentu.
Nah, parameter inilah yang bertindak sebagai pengikat yang menghambat adanya kekacauan di ruang angkasa.
Selain memberi penjelasan terkait keselarasan, studi ini juga bisa membantu memahami lintasan planet ekstrasurya.
O iya, planet ekstrasurya adalah sebutan bagi planet yang mengorbit bintang selain Matahari kita, teman-teman.
Planet diketahui saling menarik gravitasi satu sama lain. Nah, tarikan ini membuat penyesuaian pada orbit planet dalam.
Sementara pada planet luar, yang jauh lebih besar, lebih tahan terhadap tarikan kecil sehingga orbitnya bisa tetap stabil.
Orbit atau lintasan pada planet dalam ini sebenarnya masih terlalu rumit untuk dipecahkan dengan tepat.
Pada akhir abad ke-19, ahli matematika menyebut mustahil memecahkan gerak untuk tiga atau lebih objek yang berinteraksi.
Hal ini mengakibatkan ketidakpastian dalam detail posisi awal dan kecepatan planet membengkak dari waktu ke waktu.
Artinya, dimungkinkan mengambil dua skenario ketika jarak antara Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi berbeda sedikit saja.
Skenario pertama adalah keempat planet itu saling bertabrakan dan skenario kedua planet itu membelok.
Sayangnya, kita tidak pernah tahu pasti di mana letak suatu planet karena letaknya akan berpindah seiring waktu.
Namun setelah dilakukan berbagai pengamatan, peneliti menemukan ternyata hanya 1% kemungkinan tabrakan planet.
Dengan pendekatan yang sama, dibutuhkan rata-rata sekitar 30 miliar tahun bagi salah satu planet bertabrakan.
Berkat pengamatan ini, para ilmuwan mengidentifikasi bahwa ada suatu simetri dalam interaksi gravitasi.
Simetri inilah yang kemudian menciptakan penghalang praktis dalam kekacauan pengembaraan planet di lintasannya.
Dilansir dari Live Science, simetri ini muncul secara konstan dan menghambat gerakan kacau antar planet.
Sebagai informasi, menghambat gerakan bukan berarti mencegahnya menjadi tidak ada kekacauan yang terjadi, lo.
Hal ini seperti pada bibir piring makan yang terangkat akan menghambat makanan jatuh dari piring tetapi tak mencegah sepenuhnya.
Meski begitu kita harus berterima kasih pada simetri ini, sebab karenanya Bumi masih bisa ditinggali sampai sekarang.
Renu Malhotra, Profesor Ilmu Keplanetan di Universitas Arizona menyoroti mekanisme yang diidentifikasi pada penelitian itu.
Ia mengatakan suatu bahwa hal yang menarik bahwa orbit planet tata surya kita menunjukkan kekacauan yang sangat lemah.
Dalam karya penelitian lain, para ilmuwan sedang mencari petunjuk apakah jumlah planet di tata surya pernah berbeda.
Masih menjadi pertanyaan, apakah stabilitas yang terjadi pada hari ini sudah terjadi selama miliran tahun sebelum kehidupan berevolusi.
Nah, hingga saat itu, para ilmuwan dan astronom masih terus mengamati dan meneliti untuk menemukan jawaban valid.
Artikel ini telah terbit di https://bobo.grid.id/read/083782303/mengapa-planet-tak-saling-bertabrakan-ketika-mengelilingi-matahari-ini-alasannya?page=all