Sementara menurut Ibrahim, wisuda di pendidikan menengah ke bawah adalah simulasi.
"Semacam gladi resik saja dari sebuah prosesi wisuda sesungguhnya. Ia tidak akan mampu menggantikan makna wisuda di bangku kuliah yang dengannya lalu seorang lulusan mendapatkan gelar, dilantik sebagai ilmuwan dan cendekia muda beserta atribut kehormatan dibaliknya, lalu bekerja dan kemudian menduduki posisi istimewa. Sampai disini, tak ada masalah," katanya.
Namun dia tak menampik akan menjadi masalah ketika wisuda digelar dengan ritual yang mahal. Ada toga, Gordon, ijasah, dan biaya sewa ruangan yang harus ditanggung. Belum lagi konsumsinya.
"Betul ini mendorong kebangkitan ekonomi karena ada penjahit, catering, dan balai pertemuan yang bersuka cita di momen kelulusan. Tapi ketika orangtua yang sebenarnya tidak siap harus menyesuaikan diri, disini empati kita harusnya muncul. Tak heran banyak ibu-ibu mengeluh meski banyak juga yang antusias mengantarkan anaknya wisuda lebih cepat," katanya.
Maka dia menekankan harus ada penegasan dari pihak berwenang untuk mengatur soal ini.
"Jika dibiarkan, tren ini akan menjalar dan akan sulit ditata. Seingat saya dulu hanya 1 atau 2 sekolah, itupun masih pakai kebaya dan jas. Ntah mengapa tiba-tiba berubah menjadi wah, barangkali sebentar lagi pun akan ada prosesi senat dan gending di dalamnya.
Sebaiknya kelulusan di pendidikan menengah ke bawah diisi dengan perpisahan/penglepasan di sekolah saja, lalu tausyiah akademik dari para guru untuk lulusan dan orangtuanya," katanya.
Dia menambahkan dengan cara ini memastikan bahwa pendidikan tidak mulai berkasta sejak pendidikan dasar karena sekolah menjadi mimbar utama tempat pertama diospek sekaligus dilepaskan.
"Lagipula, wisuda, toga, gordon, dan balai pertemuan untuk siswa SMA/K ke bawah yang meriah terasa ironi dengan Angka Partisipasi Pendidikan Tinggi kita yang terendah di Indonesia. Sekolah, wisuda, tapi tidak lanjut kuliah terasa melengkapi visi jangka pendek kita : toh sudah pernah wisuda !," katanya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Prof Ibrahim Soroti Polemik Wisuda TK Hingga SMA Kenakan Toga, Singgung APK Babel Terendah, https://bangka.tribunnews.com/2023/06/19/prof-ibrahim-soroti-polemik-wisuda-tk-hingga-sma-kenakan-toga-singgung-apk-babel-terendah?page=all.