SonoraBangka.id - Ayam kampung dan ayam broiler memiliki perbedaan. Mulai dari tekstur daging hingga harga jualnya. Kedua jenis ayam ini mudah ditemukan di pasaran dan sama-sama dapat diolah menjadi ragam menu masakan. A.S Windoe, Corporate Executive Chef Archipelago International, menjelaskan perbedaan ayam kampung dan ayam broiler berikut ini.
1. Tekstur ayam kampung liat
Perbedaan paling mencolok antara ayam kampung dan ayam broiler bisa dilihat dari tekstur dagingnya. Tidak sulit mengempukkan ayam broiler. Berbanding terbalik, ayam kampung memiliki tekstur yang liat sehingga membutuhkan durasi panjang untuk mengempukkannya. "Ayam broiler itu umurnya sekitar empat hingga enam bulan sudah bisa dipotong, ayam kampung lebih lama diternaknya," jelas Windoe.
2. Memasak ayam broiler lebih mudah dimasak
Menurut Windoe, ayam broiler lebih gampang dimasak daripada ayam kampung karena teksturnya yang berbeda. "Kalau ayam kampung butuh pemasakan ekstra, dalam artian proses braise lebih lama daripada ayam broiler," ujar Windoe dalam konferensi pers Archipelago Food Festival ke-26 di Favehotel Pamanukan, Sabtu (29/7/2023). Itu sebabnya, ayam kampung tidak cepat overcooked saat dimasak, sementara ayam broiler sebaliknya, seperti disampaikan Windoe.
3. Harga ayam kampung lebih mahal
Harga ayam kampung dan ayam broiler jauh berbeda. Ayam broiler bisa dibeli seharga mulai Rp 30.000-an per kilogram. Sementara itu, harga ayam kampung bisa mencapai Rp 100.000-an per satu kilogram.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Beda Ayam Kampung dan Ayam Broiler, Bukan Cuma Tekstur", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2023/08/05/120200475/3-beda-ayam-kampung-dan-ayam-broiler-bukan-cuma-tekstur.