Sedangkan hal paling mudah yang bisa dilakukan oleh pengguna agar mobil mempunyai emisi ideal adalah melakukan servis secara berkala.
“Ganti oli jangan sampai telat, tune up, dan sebagainya sehingga harapannya mobil selalu dalam kondisi prima, dengan demikian emisi bisa menjadi lebih kecil,” ucap Hardi.
Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, kurangnya perawatan berkala pada mesin sangat berpengaruh pada hasil uji emisi.
"Penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan yang diperuntukkan oleh mesin juga mempengaruhi hasil. Kurangnya perawatan berkala pada mesin juga dapat mempengaruhi hasil," ungkap Didi kepada Kompa.com beberapa waktu lalu.
Agar lolos uji emisi, Didi menjelaskan, komponen-komponen yang harus diperiksa dan diperhatikan, seperti bensin, busi, saringan udara, dan seterusnya.
Esa, Pemilik Bengkel Denso Esa Diesel Solo mengatakan emisi pada mobil diesel bisa dikendalikan jumlahnya, namun tidak bisa dihilangkan.
"Setiap mesin bakar berbahan bakar minyak pasti menghasilkan emisi, maka dari itu jumlahnya harus dikendalikan dengan cara menjaga performanya, pastikan kaliberasi injektor baik, sehingga asap knalpot yang dihasilkan ideal," ucap Esa kepada Kompas.com, Kamis (24/8/2023).
Esa mengatakan baik mobil tua atau pun modern memiliki standar emisi masing-masing, maka dari itu standarnya berbeda-beda. Pengguna hanya bisa memaksimalkan performa mobil, agar emisi gas buang tidak melebihi batas yang sudah ditentukan.
Jadi, setidaknya ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi emisi kendaraan bermotor yakni teknologi bawaan pabrik, usia kendaraan dan performanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Faktor yang Mempengaruhi Emisi Kendaraan Bermotor", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/26/102200715/kenali-faktor-yang-mempengaruhi-emisi-kendaraan-bermotor?page=all#page2.