Mobil water canon Polres Bangka membantu memadamkan api dihutan lahan gambut di Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Senin (28/8/2023).
Mobil water canon Polres Bangka membantu memadamkan api dihutan lahan gambut di Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Senin (28/8/2023). ( Bangkapos.com/Deddy Marjaya )

Cegah Meluas dan Diblokade, 5 Hektar Lahan Gambut di Desa Mapur Bangka Terbakar

29 Agustus 2023 08:55 WIB

SonoraBangka.id - Baru-baru ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kali ini kebakaran melalap sekitar 5 hektar lahan gambut di Kampung Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka terbakar Senin (28/8/2023). 

Lokasi terbakarnya lahan hutan gambut tersebut berbatasan dengan keluh sawit milik PT Gunung Pelawan Lestari (GPL).

Kapolres Bangka AKBP Taufik Noor Isya dan jajaran bersama anggota Brimob, Koramil Belinyu, Lanal Bangka Belitung, BPBD Bangka, Damkar Pemkab Bangka, PT Timah, Pemkab Bangka dan pihak perusahaan PT GPL bahu-membahu berusaha memadamkan api.

"Kita kerahkan water canon membantu memadamkan api namun karena lahannya lahan gambut memang sulit memadamkan apinya," kata Taufik kepada Bangkapos.com

Pantauan Bangkapos.com di lokasi mobil pemadam kebakaran yang membantu memadamkan api antara lain mobil PMK Pemkab Bangka, PMK PT Timah Tbk, PMK PT GPL dan water canon Polres Bangka.

Selain itu pihak PT GPL juga mengerahkan mesin air untuk memadamkan api.

Blokade Lokasi Kebakaran

Hutan lahan gambut yang terbakar Senin (28/8/2023) di Kampung Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ternyata masuk dalam kawasan hutan lindung. 

Hal Ini lah yang menjadi salah satu kendala pihak PT Gunung Pelawan Lestari (GPL) yang ragu dan khawatir untuk mengerahkan alat berat untuk memblok lokasi agar kebakaran lahan tidak meluas.

Kapolres Bangka AKBP Taufik Noor Isya yang mengundang seluruh instansi terkait di Kantor Desa Mapur meminta hal tersebut tidak dipermasalahkan karena kondisi darurat.

"Makanya saya undang semua ini kondisi darurat untuk sama sama agar bisa mengatasi kebakaran lahan gambut. Ada pihak kehutanan, ada PMK, ada BPBD, TNI, Brimob, Polres Bangka, ada pihak perusahaan sawit semua akan berkoordinasi," kata AKBP Taufik Noor Isya. 

Menurutnya, solusi yang paling tepat mengatasi kebakaran lahan gambut yang terjadi di Tuing adalah dengan dilakukan pemblokadean kawasan atau isolasi lokasi.

Lokasi akan di kelilingi parit buatan yang digali menggunakan alat berat.

"Jadi kita blok agar api tidak menyebar kita gali menggunakan alat berat dari area yang belum terbakar sehingga tidak menyebar," kata Taufik. 

Hal tersebut disetujuikan oleh Boy Yandra, Asisten Bupati Bangka yang turut hadir.

Boy Yandra menambahkan bahwa pertemuan dilakukan guna mencari solusi tepat mengatasi kebakaran lahan gambut.

Pasalnya upaya memadamkan api dengan menyemprotkan air tak mampu mengatasi kebakaran hutan lahan gambut.

"Solusi terbaik adalah mencegah agar lahan yang tak terbakar tidak meluas seperti kata pak kapolres dilakukan pemblokian lahan agar tidak menyebar," kata Boy Yandra.

Usai pertemuan di Kantor Desa Mapur Kapolres Bangka bersama instansi terkait berkunjung ke lokasi meninjau upaya pemadaman lahan yang terbakar.

Diduga Warga Buka Lahan

Mobil water canon Polres Bangka membantu memadamkan api dihutan lahan gambut di Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Senin (28/8/2023).
Kebakaran hutan lahan gambut di Kawasan Hutan Lindung Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Senin (28/8/2023). (Bangkapos.com/Deddy Marjaya)

Kebakaran hutan lahan gambut di hutan lindung Tuing Desa Mapur, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka menjadi perhatian jajaran Polres Bangka.

Menurut Kapolres Bangka AKBP Taufik Noor Isya Senin (28/8/2023) yang ditemui di lokasi mengatakan dugaan sementara penyebab kebakaran adanya warga yang sengaja membuka lahan dengan cara membakar.

Namun akibat api menyebar.

"Itu baru dugaan karena melihat dari luasnya lahan yang terbakar mencapai hampir 5 hektar diduga ada yang sengaja membakar untuk membuka lahan perkebunan," kata Taufik Noor Isya saat dikonfirmasi Bangkapos.com.

Ia menyayangkan lambatnya informasi dan laporan terjadinya kebakaran lahan kepada Polres Bangka.

Baik informasi dari pihak perusahaan maupun aparat desa.

Apalagi perkiraan lahan yang terbakar mulai diketahui lebih dari sepekan lalu.

"Akibat lamanya informasi yang masuk terkait kebakaran lahan gambut api terus menyebar dan sudah sulit dipadamkan karena gambut kalau terbakar bukan hanya atasnya saja tapi hingga kedalam, apalagi saat ini kondisi kering karena kemarau api mudah menyebar," ungkap Taufik Noor Isya.

Lokasi hutan lahan gambut yang terbakar masuk dalam kawasan hutan lindung Tuing Desa Mapur, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka.

Di mana lahan yang terbakar berbatasan dengan lahan milik PT Gunung Pelawan Lestari (GPL).

Lokasi hutan yang terbakar dibatasi oleh saluran air dan jalan.

PT GPL sendiri sejak terjadinya kebakaran menstanbykan pegawainya agar api tidak menyeberang ke lahan sawit milik mereka.

Selain itu PT GPL juga terus menyiram lahan kebakaran agar api tidak membesar.

400 Hektar Lahan Terbakar

Mobil water canon Polres Bangka membantu memadamkan api dihutan lahan gambut di Tuing Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Senin (28/8/2023).
Pihak BPBD Bangka dan Damkar bangka dibantu warga berusaha memadamkan api di lahan kosong di Lintas Timur Desa Rebo Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Selasa (15/8/2023)malam. (istimewa)

Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung Mikron Antariksa mengungkapkan sudah menerima laporan ada sekitar 400 hektare hutan dan lahan yang terjadi kebakaran.

Ratusan hektare itu lahan yang berada di tujuh kabupaten/kota di wilayah Bangka Belitung.

"Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan sudah 400 hektare lebih, setiap hari kami dapat laporan kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Babel, kabupaten dan kota," ungkap Mikron, Senin (28/8/2023).

Dia tak menampik cuaca panas pada musim kemarau menjadi satu diantara pemicu terjadi karhutla di Bangka Belitung. 

"Karhutla ini paling kecil terjadi di Kota Pangkalpinang karena hutan dan lahan sedikit, yang Belitung, Bangka Barat dan Bangka Selatan ada beberapa titik," jelasnya.


Mikron mengungkapkan 90 persen karhutla itu terjadi karena kelalaian manusia, sehingga ini harus menjadi perhatian bersama.

"Dominan ulah manusia, baik sengaja dan tidak sengaja, misalnya disengaja itu saat membakar lahan untuk membuka lahan berkebun tapi tidak dikendalikan. Kami menyarankan tidak membakar lagi pada saat waktu panas karena kalau lalai bisa menyebar ke sisi lain kebun mereka. Selain itu, pada area yang potensi kering, kami harap tidak buang rokok dan plastik sembarangan," imbau Mikron.

Mengatasi keadaan ini, personel BPBD di kabupaten/kota dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitungsiap siaga untuk menangani karhutla.

Diungkapkan Mikron bahwa, saat ini memang masih terkendali, baik dari kabupaten/ kota dan masyarakat peduli api, serta tetap siaga. 


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul 5 Hektar Lahan Gambut di Desa Mapur Bangka Terbakar, Cegah Meluas, Lokasi Kebakaran Diblokade, https://bangka.tribunnews.com/2023/08/28/5-hektar-lahan-gambut-di-desa-mapur-bangka-terbakar-cegah-meluas-lokasi-kebakaran-diblokade?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm