Menurut Pardiono, pihaknya menunggu ketika curah hujan sudah mulai tinggi. Pasalnya, jika hujan hanya terjadi sesekali, maka tanah akan mudah kering kembali.
“Soalnya lahan persawahan kita itu bercampur pasir, jadi kalau hujan cuma sekali, 2-3 kedepan tanahnya akan kering lagi,” tuturnya.
Padahal menurut Pardiono, para petani sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari bibit, pupuk hingga lahan yang sudah disemprot racun rumput.
Kendati demikian, dia berujar bahwa dengan kondisi seperti ini, ada beberapa petani yang memanfaatkan lahan sawah mereka untuk tanaman lain, khususnya tanaman yang tidak memerlukan banyak air.
“Ada beberapa yang nanam kacang tanah dan jagung pipil untuk penggemukan sapi. Soalnya sayang lahannya daripada kosong dan dimanfaatkan,” imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Imbas Musim Kemarau, Petani Padi di Persawahan Namang Bangka Tengah Tunda Masa Tanam, https://bangka.tribunnews.com/2023/09/06/imbas-musim-kemarau-petani-padi-di-persawahan-namang-bangka-tengah-tunda-masa-tanam.