Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Korea Utara harus memperbesar ukuran jembatan dan bagian-bagian lain dari kapal asli untuk mengakomodasi sistem peluncuran misil, tetapi penampilan kapal selam baru tersebut menunjukkan kapal tersebut "tidak dapat dioperasikan dengan normal."
"Ada tanda-tanda penipuan atau penyajian berlebihan," kata Kepala Staf Gabungan Korsel dalam pernyataannya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Kim dalam beberapa minggu terakhir menekankan perlunya memperkuat angkatan laut negaranya. Beberapa analis menyebut hal itu mungkin didorong oleh keinginan untuk memperluas kerja sama militer dengan Rusia, yang mengusulkan adanya latihan militer bersama antara kedua negara.
Juga ada spekulasi bahwa Kim bersiap mengunjungi Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin untuk membahas penjualan senjata Korea Utara. Rusia disebut sedang berupaya mengisi kembali cadangan senjata yang terkuras oleh perangnya di Ukraina.
Sebagai imbalan dari peluru artileri dan amunisi lainnya, Korea Utara dapat mencari bantuan ekonomi yang sangat dibutuhkan dan teknologi senjata canggih, termasuk yang terkait dengan sistem peluncuran misil balistik dari kapal selam, misil balistik antarbenua, dan satelit mata-mata militer, kata para analis.
Namun, tidak jelas apakah Rusia, yang selalu menjaga ketat teknologi senjata paling pentingnya, bahkan dari sekutu kunci seperti China, akan bersedia melakukan transfer teknologi utama kepada Korea Utara sebagai imbalan atas apa yang kemungkinan akan menjadi pasokan senjata yang terbatas.
Kapal selam bertenaga nuklir, yang dapat berlayar dengan jarak jauh dan melancarkan serangan, termasuk dalam daftar panjang sistem senjata canggih yang Kim Jong Un kejar secara terbuka saat dia berusaha membangun gudang senjata nuklir yang bisa secara efektif mengancam daratan AS.
Tetapi kapal selam seperti itu akan sangat sulit diwujudkan oleh Korea Utara tanpa bantuan eksternal dalam jangka pendek, kata Panda.
"Penolong Rusia bisa sangat membantu di sini, tetapi tidak jelas apakah Moskow akan bersedia berbagi teknologi sensitif ini," kata dia.
Kim menegaskan kapal selam yang diungkapkan pekan ini akan sama "menakutkan" bagi musuh-musuhnya, dengan yang akan Korea Utara miliki di masa depan.
"Kapal selam serangan nuklir, selama beberapa dekade menjadi simbol agresi terhadap republik kita, kini telah menjadi simbol kekuatan revolusioner kita untuk menanamkan rasa takut dalam hati musuh-musuh kita yang hina," KCNA mengutip Kim.
Sebelumnya, Korea Utara hanya punya satu kapal selam yang diketahui mampu meluncurkan misil. Tetapi kapal selam tersebut hanya punya satu tabung peluncuran dan para analis menganggapnya sebagai platform uji coba.
Korea Utara punya sekitar 70-90 kapal selam bertenaga diesel dalam salah satu armada kapal selam terbesar di dunia. Tetapi sebagian besar kapal selam tersebut adalah kapal selam tua yang hanya mampu meluncurkan torpedo dan ranjau, bukan misil.
Kim Inae, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan dalam sebuah briefing bahwa sangat disayangkan Korea Utara terus mengalirkan sumber daya terbatasnya kepada pengembangan senjata sambil mengabaikan penderitaan rakyatnya yang sangat miskin.
Dia tidak memberikan jawaban spesifik ketika ditanya apakah Seoul percaya Rusia mungkin telah memberikan bantuan teknologi kepada Korea Utara untuk kapal selam baru mereka.
Sementara itu, KCNA mengatakan peluncuran kapal selam tersebut dijadwalkan untuk peringatan 75 tahun berdirinya Korea Utara, yang jatuh pada Sabtu (9/9/2023) dan akan ditandai dengan perayaan, termasuk parade paramiliter.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Ingin Tandingi Amerika Serikat, Korea Utara Luncurkan Kapal Selam Bersenjata Nuklir, https://bangka.tribunnews.com/2023/09/08/ingin-tandingi-amerika-serikat-korea-utara-luncurkan-kapal-selam-bersenjata-nuklir?page=all.