Kabut Asap Pekat Selimuti Kota Pangkalpinang
Kabut Asap Pekat Selimuti Kota Pangkalpinang ( istimewa)

Diduga Dapat Asap Kiriman dari Bangka Tengah, Penjelasan BPBD Terkait Pangkalpinang Diselimuti Kabut

8 Oktober 2023 15:15 WIB

SonoraBangka.id - Di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang beberapa hari terakhir ini diselimuti oleh kabut asap. 

Ya, kondisi musim kemarau ini menyebabkan banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga menyebabkan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan. 

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang menduga kabut asap yang terjadi di Kota Pangkalpinang ini disebabkan oleh asap kiriman dari Bangka Tengah.

Sekretaris BPBD Kota Pangkalpinang Dedi Revandi mengatakan, asap dari dampak kebakaran yang terjadi di Pangkalpinang tidak begitu masif.

Mengingat, kata Dedi, kejadian kebakaran di Pangkalpinang tidak terlalu parah bahkan lahan gambut di Pangkalpinang juga tidak ada.

"Jadi Pangkalpinang dapat kiriman kabut asap dari tetangga, dugaan kami ini asap kiriman dari Bangka Tengah, kalau dari Palembang juga ada tapi tidak banyak karena jaraknya yang cukup jauh," ungkap Dedi kepada Bangkapos.com, Sabtu (7/10/2023).

"Karena Pangkalpinang kebakaran lahan gambut itu tidak ada, hanya kebakaran lahan biasa dan rentang waktunya tidak lama sehingga tidak akan menimbulkan kabut asap," bebernya.

Kendati demikian, kata Dedi berdasarkan pemantauan persentase kabut asap masih dalam kategori ringan, asap yang timbul juga asap tipis tidak begitu tebal.

"Untuk kualitas udara kita sebetulnya masih bagus, tapi untuk masyarakat dapat mewaspadai bersama kita hati-hati saja kalau keluar pakai masker misal dilihat asap agak tebal," ungkapnya. 

Menurut Dedi, jika kabut asap sudah sangat parah pihaknya dari BPBD Kota Pangkalpinang bakal mendistribusikan masker gratis untuk masyarakat di jalanan.

"Kalau sekarang belum, kita lihat juga hari ini asapnya sudah berkurang. Yang cukup banyak itu kemarin, hari ini kemungkinan sudah terbawa angin," jelasnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati, kenakan masker jika keluar rumah untuk sama-sama menjaga kesehatan agar kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

Kabut asap yang menyelimuti Pangkalpinang ini menurut pihak Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung (Babel) merupakan asap kiriman.

"Untuk Pangkalpinang dan sekitarnya sedang terdampak kabut asap dari kebakaran di wilayah Bangka Belitung. Jadi yang terjadi memang kebakaran lahan gambut yang terjadi di wilayah Bangka Tengah kemarin dan juga bisa dari kiriman asap dari luar provinsi Babel," kata Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung (Babel), Mikron Antariksa. 

Dia mengungkapkan menerima laporan di beberapa lokasi seperti wilayah di Jalan Mentok-Pangkalpinang, Bukit Kejora (Jalan Pangkalpinang-Bangka Tengah).

"Saat ini memang kabut asapnya tipis dan menjelang siang dengan adanya matahari dan angin berhembus asap tersebut mulai hilang. Termasuk di pusat kota ada kabut asap di wilayah Pangkalpinang," jelasnya.

Selain itu, dampak dari kabut asap kiriman pada Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang berada di Kawasan jalan BayPass Perkantoran Bupati Bangka Tengah, Koba itu juga diduga penyebab terjadinya kabut asap di Kota Pangkalpinang, Jumat (6/10/2023) lalu. 

"Terlihat kabut asap di seputaran Bandara Depati Amir Pangkalpinang asap semakin siang semakin tebal, perbukitan yang terlihat dari Kota Pangkalpinang seperti Bukit Pau, Bukit Pinteir, Bukit Kejora sudah tertutup kabut asap," kata Mikron. 

Dia menyebutkan hingga hari ke-4, karhutla yang terjadi di Kabupaten Bangka Tengah terkhusus di Jalan Bay Pass Perkantoran Bupati Bangka Tengah yang belum berhasil dipadamkan dikarenakan lahan bergambut.

"Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut. Karena kondisinya kering, api menjalar dengan cepat. Hingga saat ini total luas lahan gambut yang terbakar di kawasan tersebut mencapai 55 hektar," ungkapnya.

Soal kabut asap, pihak BPBD juga mendapat laporan dari kondisi yang sama terjadi kabur asap diantaranya Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat juga sama cuaca mendung yang disebabkan kabut asap.

"Kabut asap ini merupakan kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan yang diakibatkan kebakaran rawa gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Kabupaten Banyuasin. Selanjutnya di Kabupaten Bangka juga kabut asap sudah mulai terlihat dan dirasakan masyarakat setempat. Disebutkan masyarakat pagi hari kemarin wilayah Kota Sungailiat terpantau redup tapi bukan mendung, karena ada rasa perih dimata," kata Mikron. 

Sekolah Daring

Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung (Babel), Mikron Antarika mengadakan BPBD melakukan upaya antisipasi yang dilakukan seperti di wilayah Bangka Barat, Belitung, Bangka, Bangka Tengah dan Belitung Timur

"Kita sudah mendistribusikan masker untuk antisipasi apabila kabut asap semakin parah. Kita juga berusaha memadamkan api yang terus membakar lahan di wilayah Babel," katanya.

Bahkan ia berencana akan mengusulkan sekolah daring, apabila kabut asap semakin parah.

"Selain itu apabila kabut asap ini cukup mengganggu kesehatan, akan kami koordinasikan dengan dinas pendidikan, bisa jadi dilakukan sekolah daring seperti di provinsi Jambi dan Sumatra Selatan apabila dampak asap cukup signifikan," kata Mikron. 

Apalagi dari catatan BPBD Provinsi Bangka Belitung mencatat ada 4 siswa di Kabupaten Bangka Tengah yang terdampak infeksi saluran pernapasan (ISPA) sesak akibat dari asap lahan gambut.

"Informasi diperoleh dari guru yang berada di Sekolah Desa Penyak, Kecamatan Koba, Bangka Tengah," ungkap Mikron Antariksa, Sabtu (7/10/2023).

Antisipasi Terserang ISPA 

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menimbulkan kabut asap berdampak ke kesehatan, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA).

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Bahrin Sungailiat, dr Liyah Giovana SpP, tak menampik kabut asap itu dampat membahayakan pernapasan.

Hal diungkapkannya karena beberapa bahan yang terkandung dalam Asap dari Kebakaran hutan misalnya Hidoksikarbon, gas CO, sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), selain itu juga terkandung partikulat logam berat ukuran partiker 2,5 - 0,1 mikron.

"Dampaknya iritasi mukosa, mata merah, hidung berair, gatal atau tersumbat. Iritasi saluran napas atas dan bawah, peradangan, sakit tenggorokan, batuk berdahak. Peningkatan ISPA, peningkatan serangan asma, PPOK, peningkatan kunjungan IGD karena masalah respirasi, risiko keracunan gas toksik, penurunan fungsi paru atau faal paru dan risiko kanker," jelasnya.

Liyah memberikan beberapa tips agar terhindar ISPA saat musim kemarau dan kabut asap saat ini meliputi :

1. Mengurangi aktivitas di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat. 

2.Hindari aktivitas fisik berat termasuk olahraga apabila berada di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat

3.Menggunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru. 

4. Apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode recirculate. 

5. Apabila berada di dalam ruangan jaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik dengan tidak menambahkan polusi di dalam ruangan misalnya tidak merokok. 

6. Penggunaan tanaman dalam ruangan yang mempunyai kemampuan air purifier (misalnya sanseviera/lidah mertua) atau peralatan air purifier untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik

7. Lakukan pola hidup bersih dan sehat seperti mkann bergizi, istirahat cukup, cuci tangan dan tidak merokok.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Diduga Dapat Asap Kiriman dari Bangka Tengah, Pangkalpinang Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BPBD, https://bangka.tribunnews.com/2023/10/08/diduga-dapat-asap-kiriman-dari-bangka-tengah-pangkalpinang-diselimuti-kabut-ini-penjelasan-bpbd?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm