2. Anak korban bullying kerap kurang bersemangat dan tidak mau berangkat ke sekolah atau ke tempat yang menjadi lokasi bullying, seperti beberapa kasus ada yang dibully di rumah ibadah.
3. Perubahan pola tidur, pola makan, dan gangguan mood yang terjadi pada anak.
4. Anak akan bertindak lebih agresif ketika berada di lingkungan yang membuat anak nyaman, seperti di rumah.
5. Memandang rendah diri sendiri dan kerap mulai menarik diri dari lingkungan sosial seperti bermain atau aktivitas yang menyenangkan untuk anak.
6. Nilai-nilai sekolah yang mulai menurun, sering kehilangan barang atau perlengkapan sekolah, mengubah rute jalan ke kelas dari biasanya.
Melly Triani menjelaskan, kebanyakan korban bullying jarang ada yang mau terbuka kepada orang tua atau gurunya.
Sehingga, perlu dibangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak agar tumbuh rasa nyaman ketika bercerita tentang apa pun dengan guru dan orang tuanya.
Guru dan orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik untuk anak sembari memberikan rasa nyaman ketika bercerita dan tidak boleh terbawa emosi.
Kemudian, berikan apresiasi karena anak telah bersedia menceritakan apa-apa saja yang telah dialami dengan memujinya bahwa bercerita dengan guru dan orang tua memang sudah seharusnya.
"Biasanya anak korban bully dianggap sebagai figure yang lemah sehingga perlu mengajarkan anak untuk bersikap tegas, menjauhi pelaku dan ajarkan anak mencari lingkungan perteman yang sehat," jelasnya.
Dikatakan Melly Triani, apabila terjadi di sekolah anak harus segera memberitahu wali kelas atau langsung ke guru BK agar bisa segera tertangani dengan baik.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Ini Tanda-tanda Anak Menjadi Korban Bullying Menurut Psikolog Klinis, Melly Triani, https://bangka.tribunnews.com/2023/10/11/ini-tanda-tanda-anak-menjadi-korban-bullying-menurut-psikolog-klinis-melly-triani?page=all.