Kemenperin pun mendorong strategi dekarbonisasi di sektor industri terdiri atas pemanfaatan teknologi hemat energi dan rendah emisi, penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), efisiensi energi, air, dan bahan baku, juga manajemen limbah dan ekonomi sirkular.
“Kami juga mendorong sektor industri untuk lebih proaktif, sehingga pencapaian target NZE di sektor industri harus bisa tercapai pada tahun 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari target NZE nasional pada tahun 2060,” ucap Agus.
Sebagai informasi, selama pemakaiannya, BEV memang tidak menghasilkan emisi gas buang lantaran menggunakan motor listrik dan baterai sebagai penggeraknya.
Selain itu, emisi yang dihasilkan saat pemeliharaan juga lebih rendah karena komponen mekanis yang digunakan lebih sedikit.
Adapun ketika masa penggunaan kendaraan telah berakhir, kendaraan hybrid dan ICE akan menghasilkan limbah dari oli mesin, dan komponen lainnya.
Sementara untuk BEV, sisa baterai bakal menjadi limbah, meskipun komponen tersebut sebetulnya dapat didaur ulang atau menjadi energi penyimpanan sekunder.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sumber Energi Mobil Listrik Masih Hasilkan Emisi Paling Besar", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/16/110200915/sumber-energi-mobil-listrik-masih-hasilkan-emisi-paling-besar?page=all#page2.