Guru dan murid-murid sekolah di Ambon, Hindia Belanda, sekitar 1900.(KITLV)
Guru dan murid-murid sekolah di Ambon, Hindia Belanda, sekitar 1900.(KITLV) ( KOMPAS.COM)

Pernah Menjajah, Kenapa Bahasa Belanda Kurang Dikenal di Indonesia?

22 Oktober 2023 15:43 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Bangsa Belanda mendarat di Jawa sejak tahun 1596 hingga kemudian mendirikan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda di Batavia, sekarang Jakarta.

Hampir 3,5 abad orang-orang Belanda berada di Hindia Belanda mulai dari awalnya berdagang rempah sampai kemudian melakukan penjajahan atau kolonialisasi.

Tapi setelah rentang waktu tersebut, mengapa bahasa Belanda tidak populer dan dikuasai banyak bangsa Indonesia?

Bahasa Belanda bukan bahasa resmi

Terkait hal ini, Kees Groeneboer pernah menuliskannya dalam buku Weg tot het Westen: Het Nederlands vor Indië 1600-1950. Dia mengisahkan alasan tak masifnya penggunaan bahasa Belanda di Indonesia.

Menurut Kees, bahasa Belanda tidak pernah menempatkan dirinya sebagai bahasa pergaulan atau bahasa pengantar dalam urusan niaga. Bahkan oleh VOC.

Bahasa Belanda saat itu hanya digunakan oleh internal bangsa Belanda. Termasuk dalam kurikulum pengajaran di Hindia Belanda.

"Meskipun memasuki abad ke-18 sudah ditemukannya kurikulum pendidikan berbahasa Belanda, nyatanya pengajaran itu hanya ditujukan pada orang-orang Eropa (bukan pribumi)," tulisnya.

Dikutip dari National Geographic (3/5/2022), pendidikan yang dibuat oleh Belanda bagi kaum pribumi, hanya tersedia bagi para elit penganut ajaran Kristen dengan bahasa Melayu sebagai pengantar pembelajarannya.

Bahasa Melayu lebih populer

Bahkan bahasa Melayu dinilai lebih populer saat itu.

"Kemudian dengan alasan pragmatis, bahasa Melayu semakin banyak digunakan sebagai lingua franca," tuturnya.

Di sisi lain, sekolah-sekolah Kristen Belanda telah masif membumikan bahasa Melayu ketimbang bahasa Belanda sebagai pengikat persatuan pribumi antarsuku maupun antarpulau.

Bertahan hingga pertengahan abad ke-19, pendidikan yang tersedia di Hindia-Belanda hanya ditujukan bagi orang Eropa, terlebih 80 persen di antaranya diberikan kepada orang Indo (Belanda-Jawa).

Para Indo menganggap bahwa bahasa Belanda hanya sebagai formalitas belaka dalam sekolah untuk mengenal bahasa ayah mereka—notabene ayah Indo adalah seorang Belanda.

Kees Groeneboer mencatat, ketika memasuki 1900-an, hanya 5.000 penduduk pribumi yang menguasai bahasa Belanda. Hal ini setara dengan 1:8.000 penduduk saja yang mampu menguasainya.

Berbeda setelah memasuki abad ke-20, pemerintah Belanda mulai gencar mengenalkan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan Eropa untuk pribumi.

Bahasa Belanda mulai banyak digunakan dalam kurikulum pendidikan pribumi. Namun, pascakekalahan perang atas Jepang pada 1942, dominasi bahasa Belanda mulai tersisih berganti menjadi bahasa Jepang. Begitupun zaman awal kemerdekaan, bahasa Belanda semakin dilupakan.

Mengapa bahasa Belanda sekarang kurang dikenal?

Terpisah, sejarawan sekaligus dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Warto menyatakan, bahasa Belanda meskipun diserap ke bahasa lokal, memang kalah populer dengan bahasa Melayu.

"Sejak zaman penjajahan, bahasa Belanda hanya populer di kalangan terbatas, kelas pribumi terdidik ala Belanda," kata dia. 

Menurut Warto, mayoritas masyarakat pribumi di Hindia Belanda lebih sering memakai bahasa daerah atau Melayu.

Hal ini terjadi sebagai bagian dari politik kolonial. Dia mengatakan, penjajah berusaha supaya pribumi tetap bodoh dan mudah dikuasai. 

"Orang Belanda menganggap bahwa pribumi harus diajari peradaban mereka yang maju di bawah bimbingannya. Inilah politik perwalian," lanjutnya.

Kondisi tersebut membuat orang Belanda merasa bahasa Belanda tidak perlu diajarkan kepada mayoritas pribumi.

Belanda fokus menjajah

Warto juga menyebut, Belanda lebih fokus mencari keuntungan ekonomi sehingga tidak mementingkan pengenalan budaya dan bahasa mereka ke masyarakat lokal.

"Termasuk pribumi tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dan tidak usah mengenal bahasa Belanda kecuali sebagian kecil elitenya," imbuh dia.

Doktor ilmu linguistik bahasa Belanda dari Universitas Indonesia (UI) Zahroh Nuriah mengatakan, bahasa Belanda tidak dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia saat ini meskipun dulu dijajah dalam waktu lama dan ada pertukaran bahasa.

Hal ini terjadi karena karakter penjajahan Belanda di negara jajahannya berbeda dengan penjajahan Inggris.

"Belanda itu tidak mencoba menerapkan invasi kebudayaan, budayanya tidak berusaha diterapkan, bahasa tidak diajarkan di Indonesia," jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernah Menjajah, Mengapa Bahasa Belanda Kurang Dikenal di Indonesia?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/22/063000965/pernah-menjajah-mengapa-bahasa-belanda-kurang-dikenal-di-indonesia-?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm