Ilustrasi cabe rawit
Ilustrasi cabe rawit ( KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAP)

Naik Lagi! Harga Cabai Rawit di Pangkalpinang Salip Daging Sapi

10 Desember 2023 08:27 WIB

SonoraBangka.id - Hingga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024, harga cabai masih saja melambung.

Di beberapa pasar tradisional Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, harga cabai rawit lokal bahkan sudah melampaui harga daging sapi.

Saat ini, harga cabai rawit lokal mencapai Rp150 ribu per kilogram, Jumat (7/12). Adapun harga daging sapi paling mahal Rp140 ribu per kilogran dan termurah dijual seharga Rp125 ribuRp130 ribu per kilogram.

Tidak hanya komoditi cabai rawit lokal, harga cabai merah panjang juga masih selangit, menyentuh Rp120 ribu
per kilogram.

Menurut penuturan pedagang, penyebab tingginya harga cabai diduga karena pasokan yang terbatas akibat
faktor cuaca.

Pedagang juga mengaku kenaikan harga cabai membuat konsumen memilih untuk mengurangi pembelian.
Kondisi ini mengakibatkan penjualan cabai menurun.

”Harga cabai sudah mahal sejak dari petani. Jadi, kami juga tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Yuli pedagang sayuran di Pasar Air Itam, Kecamatan Bukitintan, Pangkalpinang kepada Bangka Pos, Jumat (8/12).

Kata Yuli, harga cabai merah panjang sempat turun di Rp100 ribu per kilogram, namun Jumat (8/2) kembali naik jadi Rp120 ribu per kilogram.

Menyusul melonjaknya harga cabai, komoditi sayuran lainnya seperti tomat dan wortel sepekan terakhir juga alami kenaikan, dari kisaran Rp15 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kilogram.

Tak hanya itu, komodi lainnya seperti bawang merah saat ini juga naik yakni dari sebelumnya Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp35 ribu-Rp45 ribu per kilogram.

Dia menyebut, harga komoditi bumbu dapur memang kerap naik turun. Hal ini karena faktor musim atau cuaca yang sehingga banyak petani gagal panen.

“Kenaikan ini rata-rata memang karena berkurangnya stok, apalagi musimmusim tertentu yang mengakibatkan gagal panen, seperti cabai musim panas gagal panen. Kalau bawang, tomat dan sayur masuk musim penghujan ini juga naik harganya,” ujar Yuli.

Ia mengaku, pedagang masih mendatangkan cabai dan beberapa komoditi bumbu dapur lainnya dari luar Pulau Bangka. 

Pasalnya hasil panen petani di Pulau Bangka, seperti cabai kurang bagus. 

“Rata-rata sekarang bumbu dapur kita pasok dari Palembang, karena untuk cabai merah lokal kurang bagus, agak keriting buahnya,” kata Yuli.

Lanjut Yuli, tingginya harga komoditas bumbu dapur dan sayuran turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Kalau yang belanja sih ada terus, tapi memang belinya dikit-dikit. Kalau cabai sekarang mulai banyak yang beralih ke cabai kering,” ucap Yuli.

Emak-emak mengeluh Ibu rumah tangga atau emak-emak di Kota Pangkalpinang, mengeluhkan harga berbagai kebutuhan yang naik, termasuk cabai. 

“Ya, cabai rawit lokal mahal betul. Sekilo sekarang jadi Rp150 ribu, cabai merah juga mahal Rp120 ribu,” ujar Marni
salah seorang warga Kelurahan Air Itam, Pangkalpinang, Jumat (8/12).

Marni menilai, harga cabai saat ini sudah sangat tidak wajar. 

“Masa harga cabai rawit lebih mahal dari harga daging. Tapi kan kalau kita nggak nyambel juga nggak enak,” keluhnya.

Senada dengan Marni, Rina pedagang nasi uduk warga Kacangpedang, Pangkalpinang mengeluhkan tingginya harga cabai dan bumbu-bumbu lainnya.

“Walaupun beras bahan baku utama kita, tapi pasti ada sambalnya, sekarang harga cabai mahal. Semoga bisa segera turun biar jualan ada lebih hasilnya,” harap Marni.

Pj Gubernur cek harga Sebelumnya Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Safrizal ZA didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Naziarto, Dirkrimsus Polda Babel Djoko Julianto, BI Kantor Perwakilan Babel, BPS Babel, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Kepala Dinas Pertanian, melakukan peninjauan di Pasar Pembangunan Pangkalpinang pada kegiatan Operasi Pasar Murah, Selasa (5/12) lalu.

“Hari ini bersama dengan Polda Babel, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, dan Sekda, melakukan pengecekan
harga di kita sambil memonitor distribusi,” ujar Safrizal saat peninjauan dilansir Bangka Pos dari
babelprov.go.id Ia mengatakan bahwa saat ini El Nino juga sudah mau berakhir dan mulai masuk musim tanam.

Pemprov Babel juga nanti akan membuat intervensi program sesuai dengan kebutuhan misalnya membuat program tanam dengan konsep urban farming, sehingga tidak perlu impor lagi dari luar.

Selain itu, Pj Gubernur juga akan berkoordinasi dengan Bupati/Wali Kota agar concern juga untuk mengecek harga di lapangan.

Di kesempatan yang sama, Sekda Naziarto mengatakan, apa yang dilakukan Pj Gubernur bersama tim dari Polda, juga Dinas Pertanian dan Pangan bersama Disperindag, adalah untuk melihat hasil yang real di pasar apakah sesuai atau tidak dengan survei yang dilakukan BPS.

Menurut Naziarto, perlu ada koordinasi dengan BPS untuk melihat bersama metode survei yang digunakan agar data terkait tingkat inflasi yang dihasilkan sesuai kondisi di lapangan.

Selain itu, Pemprov Babel juga memiliki program bantuan dari Kementerian Pertanian untuk penangkaran bibit cabai dan bawang merah, sehingga memudahkan petani yang akan menanam cabai dan bawang merah.

Sementara itu, mengantisipasi naiknya produksi hasil pertanian akan dilakukan oleh Pemprov Babel untuk mendistribusikan hasil pertanian ke daerah lain yang mengalami defisit produksi.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Harga Cabai Rawit di Pangkalpinang Salip Daging Sapi, https://bangka.tribunnews.com/2023/12/09/harga-cabai-rawit-di-pangkalpinang-salip-daging-sapi?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm