SonoraBangka.ID - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendukung penerapan sistem pembayaran tol nontunai nirsentuh (multi line free flow/MLFF) di Indonesia. Namun MTI memberikan sejumlah catatan.
Ketua Umum MTI Tory Damantoro mengatakan, penerapan MLFF dapat menjadi solusi untuk kemacetan di pintu-pintu tol. Pasalnya, kemacetan ini menyebabkan polusi udara dan pemborosan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) terutama BBM subsidi.
"Secara umum MTI mendukung MLFF ya, karena saat ini sudah 4 juta transaksi per hari. Jadi memang harus ada terobosan untuk pintu-pintu tol sehingga kita mendukung itu," ujarnya saat konferensi pers di Stasiun Halim, Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Namun MTI meminta agar sistem MLFF ini benar-benar disempurnakan sebelum diterapkan di Indonesia sehingga begitu MLFF diaplikasikan di pintu-pintu tol, masyarakat langsung mendapatkan teknologi dan mekanisme yang terbaik.
Jika sistem MLFF penerapannya sempurna, maka akan efektif mengurangi kemacetan lantaran masyarakat beralih ke angkutan umum.
"MLFF pokoknya diujicoba sampai berhasil baru ditetapkan," tegasnya.
"Kalau penerapannya berhasil, nantinya ini juga membuka peluang untuk conjunction charging atau apa yang biasa kita sebut dengan ERP yang menjadi salah satu upaya untuk pengurangan kemacetan dan pendapatan dari ERPnya bisa digunakan untuk subsidi dan pembiayaan pembangunan angkutan umum ke depan," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum Digitalisasi Transportasi MTI Lutfi Bakri menambahkan, uji coba MLFF di Bali yang dilakukan para stakeholder sejak 15 Desember 2023 masih belum memuaskan secara teknologi dan end to end serta belum sesuai ketentuan pemerintah.
"Kalau dari hasil uji coba yang dilakukan November-Desember dan ada keberlanjutan testing, kemudian di Januari kalau enggak salah, itu memang masih belum secara utuh berhasil dan belum sesuai dengan syarat atau persyaratan yang diinginkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR," ungkap Lutfi.
Oleh karenanya, dia menyarankan agar uji coba sistem MLFF ini memiliki kerangka kerja yang sesuai dan juga memperhatikan model bisnis, integrasi, dan pengalaman.
"Jadi bukan hanya people, process, technology tetapi juga model bisnis, integrasi, dan juga experience. Ini saran kami dari MTI, ini yang perlu ada penekanan dan juga catatan yang perlu direview kembali kepada siapapun yang melaksanakan MLFF ini," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, uji coba sistem MLFF telah dilaksanakan di Gerbang Tol (GT) Ngurah Rai Jalan Tol Bali Mandara pada Jumat (15/12/2023) lau.
Adapun Jalan Tol Bali Mandara dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Bali Toll (JBT).
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan, Jasa Marga selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melihat uji coba MLFF belum mencakup keseluruhan sistem pengoperasian jalan tol.
Keseluruhan sistem transaksi tol yang dimaksud mulai dari proses tapping di GT hingga sistem pembayaran yang bisa diterima oleh BUJT beserta laporannya.
"Saat ini Jasa Marga selaku jalan tol masih terus memonitor dan ikut dalam tahap evaluasi uji cobanya seperti apa," ujar Lisye dalam site visit di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan, Senin (18/12/2023).
Jasa Marga bersama dengan BUJT lain dan Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) terus berpartisipasi aktif dalam program modernisasi sistem transaksi tol tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "MTI Setuju Sistem MLFF Diterapkan di Indonesia, Ini Sejumlah Sarannya", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/12/28/115042826/mti-setuju-sistem-mlff-diterapkan-di-indonesia-ini-sejumlah-sarannya.