SONORABANGKA.ID - Adalah Mobil listrik cukup menyita perhatian masyarakat karena teknologi yang ditawarkan. Tapi, sebagian mereka masih khawatir bila harus membeli mobil listrik karena harga baterainya mahal.
Muncul anggapan di kalangan masyarakat bahwa jika baterai rusak setelah habis masa garansi maka biaya yang dikeluarkan sangat besar karena harus ganti satu gelondong baterai.
Lantas, apakah benar bila baterai mobil listrik rusak penggantian baterainya harus satu gelondong?
Arif Nugroho, Service Advisor Hyundai Solo Baru mengatakan baterai pada mobil listrik Hyundai Ioniq 5 bergaransi hingga 8 tahun jadi selama itu masih aman, namun jika kerusakan terjadi setelah habis masa garansi yang jadi masalah.
“Sebenarnya ketika baterainya rusak atau drop, kami tidak akan langsung menggantinya secara utuh satu gelondong, karena itu biayanya akan sangat mahal, tapi kami lakukan diagnosa untuk mengetahui bagian atau sel mana yang rusak,” ucap Arif kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2024).
Arif mengatakan, contoh sederhananya seperti aki pada mobil terdiri dari 6 sel yang akan menghasilkan listrik 12 volt. Bila salah satu sel bermasalah maka tegangan menjadi 10 volt dan perbaikannya hanya satu sel saja.
“Pada mobil listrik, Hyundai khususnya perbaikan bisa dilakukan per bagian, jadi tidak perlu khawatir harus mengganti baterai satu gelondong bila rusak setelah habis masa garansi,” ucap Arif.
Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), mengatakan, modul pada baterai Ioniq 5 sudah dirancang dengan bentuk persegi panjang dan sel-selnya berbentuk kantong, bukan silinder seperti baterai perangkat elektronik pada umumnya.
"Jumlahnya ada 24 modul untuk Standard Range dan 32 modul untuk Long Range. Jadi, di dalam baterai pack tersebut, totalnya terdapat 288 sel untuk Standard Range dan 360 sel untuk Long Range," kata Bonar, belum lama ini.
Namun, kalau baterai mengalami kerusakan, bukan berarti harus diganti secara utuh satu pak baterai. Hyundai akan memindai baterai tersebut dengan alat diagnosa, kemudian akan diganti hanya pada modul baterai yang performanya sudah di bawah standar.
Hyundai sendiri sedang membangun pabrik baterai yang bekerja sama dengan LG Mobility Solutions. Bila baterai yang digunakan sudah buatan lokal, maka bisa saja jika harga jualnya menurun.
Director of Sales BMW Group Indonesia, Ariefin Makaminan, mengatakan, pada dasarnya setiap konsumen BMW akan mendapat garansi baterai mobil listrik 8 tahun atau 160.000 Km.
Namun, bila ada indikasi baterai mobil listrik mengalami kerusakan, tidak serta merta harus diganti baru. Tetapi harus melakukan pengecekan terlebih dahulu lewat beberapa tahap.
“Kembali lagi tergantung teknologi yang dipakai, kalau kami (BMW) hanya ganti per modul. Ada 10 modul dalam baterai kita, kalau satu yang rusak, hanya satu yang diganti. Otomatis biayanya jadi rendah,” ucap Ariefin, saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
“Karena kami punya teknologi, kami juga punya teknisi yang benar-benar terlatih. Dengan diagnosa kita bisa tahu yang mana yang rusak, bahkan sampai posisi (modul) yang rusak, nomor sekian. Jadi cuma itu saja yang diganti,” lanjutnya.
Adapun untuk harga penggantian modul baterai mobil listrik BMW sekitar Rp 20 juta. Biaya tersebut bisa dibilang cukup terjangkau bila melihat harga mobil BMW yang dibanderol lebih dari Rp 2 miliar.
Artinya, konsumen BMW hanya perlu mengeluarkan sekitar 1 persen dari harga jual kendaraan untuk biaya penggantian modul baterai mobil listrik kalau mengalami kerusakan.
Jadi, anggapan bila baterai mobil listrik rusak harus ganti satu gelondong tidak mutlak benar karena kembali lagi seperti apa teknologi yang digunakan pada mobil tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta, Baterai Mobil Listrik Rusak Harus Ganti Satu Gelondong?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/14/110100015/mitos-atau-fakta-baterai-mobil-listrik-rusak-harus-ganti-satu-gelondong-.