"Sebab BYD Indonesia dimulai dari distribusi prinsipal, kita fokus dulu pada aspek penjualan. Mengenai pasokkan bahan baku (seperti nikel), akan ada sumber yang tepat. Tapi balik lagi, sudut pandang kita adalah keamanan," ucap Luther.
Sebelumnya, General Manager BYD Asia-Pacific Liu Xueliang mengatakan, bahwa pihak prinsipal mengerti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya atas nikel dan berupaya melakukan hilirisasi berbasis bahan baku itu.
Tetapi untuk menggunakan baterai berbasis nikel untuk kendaraan miliknya, dibutuhkan berbagai studi dahulu termasuk analisa pasar.
"Kami mengetahui Indonesia memiliki banyak nikel dan BYD mengupyakan supaya bisa menggunakan sumber bahan baku nikel di Indonesia," kata dia ketika konferensi pers di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (18/1/2024) lalu.
Selain BYD, beberapa pabrikan China juga menggunakan baterai LFP pada produk kendaraan listriknya. Mulai dari Wuling Air ev, Wuling Bingou EV, MG 4 EV, MG ZS EV, hingga Neta V.
BYD juga diketahui memasok baterai LFP ke produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla. Salah satunya digunakan Tesla untuk Model Y.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan BYD Soal Baterai LFP yang Dibahas di Debat Cawapres", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/24/062200315/tanggapan-byd-soal-baterai-lfp-yang-dibahas-di-debat-cawapres.