BYD China adalah salah satu merek kendaraan listrik paling populer di Thailand.(REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA via ABC INDONESIA)
BYD China adalah salah satu merek kendaraan listrik paling populer di Thailand.(REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA via ABC INDONESIA) ( KOMPAS.COM)

Tanggapan BYD Soal Penggunaan Baterai LFP yang Dibahas di Debat Cawapres

24 Januari 2024 18:46 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Produsen kendaraan listrik asal China, Build Your Dream (BYD) menanggapi soal penggunaan lithium ferro phosphate (LFP) yang ramai dibahas dalam debat calon wakil presiden keempat yang digelar pada Minggu (21/1/2024) kemarin.

Topik baterai LFP dilontarkan cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, yang bertanya pada cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar, di mana tim suksesnya kerap bicara soal keunggulan baterai LFP.

Sebab baterai LFP tidak membutuhkan nikel. Sedangkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Sehingga jika terus-terusan mendukung LFP maka justru bisa berdampak pada daya saing Indonesia.

Sementara BYD sebagai pabrikan mobil listrik terlaris dunia periode 2023 memakai jenis baterai LFP di semua produk model, termasuk yang dibawa ke Indonesia yakni Atto 3, Dolphin, dan Seal.

Luther T Pandjaitan, Head of Marketing PT BYD Motor Indonesia, menyebut bahwa penggunan LFP pada mobil listrik perusahaan karena dianggap lebih aman ketimbang baterai berbasis nikel.

Simpulan tersebut diperoleh setelah BYD global melakukan pengujian yang komperhensif, termasuk ketika mobil dipakai sebagai kendaraan harian di cuaca ekstrem.

"Sampai saat ini, menurut riset kami, LFP masih menjadi salah satu baterai yang paling aman. Sudut pandang kita ialah keamanan konsumen," kata dia di BSD, Tangerang, Selasa (22/1/2024).

"LFP memiliki satu tingkat probabilitas dan posibilitas untuk mencapai heat (panas) tertentu yang sangat rendah dibandingkan jenis baterai mobil lain," tambahnya.

Tapi, bukan berarti BYD anti menggunakan baterai berbasis nikel. Sebab semua kemungkinan masih terbuka lebar asalkan bisa memberi keuntungan kepada para pengguna.

Sayangnya dalam kesempatan itu, Luther tidak bisa memberikan informasi lebih jauh mengenai nikel dan LFP.

"Sebab BYD Indonesia dimulai dari distribusi prinsipal, kita fokus dulu pada aspek penjualan. Mengenai pasokkan bahan baku (seperti nikel), akan ada sumber yang tepat. Tapi balik lagi, sudut pandang kita adalah keamanan," ucap Luther.

Sebelumnya, General Manager BYD Asia-Pacific Liu Xueliang mengatakan, bahwa pihak prinsipal mengerti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya atas nikel dan berupaya melakukan hilirisasi berbasis bahan baku itu.

Tetapi untuk menggunakan baterai berbasis nikel untuk kendaraan miliknya, dibutuhkan berbagai studi dahulu termasuk analisa pasar.

"Kami mengetahui Indonesia memiliki banyak nikel dan BYD mengupyakan supaya bisa menggunakan sumber bahan baku nikel di Indonesia," kata dia ketika konferensi pers di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (18/1/2024) lalu.

Selain BYD, beberapa pabrikan China juga menggunakan baterai LFP pada produk kendaraan listriknya. Mulai dari Wuling Air ev, Wuling Bingou EV, MG 4 EV, MG ZS EV, hingga Neta V.

BYD juga diketahui memasok baterai LFP ke produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla. Salah satunya digunakan Tesla untuk Model Y.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan BYD Soal Baterai LFP yang Dibahas di Debat Cawapres", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/24/062200315/tanggapan-byd-soal-baterai-lfp-yang-dibahas-di-debat-cawapres.


SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm