SonoraBangka.ID - Platform video streaming, YouTube melaporkan sudah menghabiskan 70 miliar dollar AS untuk menggaji kreator konten, artis, hingga perusahaan media dalam tiga tahun terakhir. Jumlah itu setara dengan Rp 1.098,3 triliun.
Hal itu diungkap oleh CEO YouTube Neal Mohan lewat sebuah posting di blog resmi YouTube, Selasa (6/2/2024).
Mohan mengatakan bahwa YouTube mengeluarkan lebih dari Rp 1.000 triliun untuk membayar lebih dari 3 juta channel (kreator, artis, media) yang tergabung dalam Program Mitra YouTube (YouTube Partner Program/YPP).
Mohan juga mengungkapkan bahwa kreator konten dan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi dua hal prioritas YouTube untuk 2024 ini.
Mohan menyebut, AI harus menjadi tools untuk membantu semua orang untuk berkreasi, bukan menggantikannya. Setiap orang harus memiliki akses terhadap tools AI yang bisa memberdayakan kreativitas dan mendorong batas-batas ekspresi kreatif.
Untuk itu, YouTube baru-baru ini mengumumkan eksperimen AI baru yang menunjukkan dorongan untuk berinovasi.
Misalnya, Dream Screen yang dapat meningkatkan kreativitas dengan memberi siapa pun kemampuan untuk membuat latar belakang yang dihasilkan AI untuk YouTube Shorts.
Ada pula Inkubator AI Musik, YouTube mendengarkan masukan dari para artis tentang bagaimana AI dapat meningkatkan proses kreatif mereka. Tahun lalu, YouTube meluncurkan Dream Track.
Dream Track memungkinkan pengguna memproduksi soundtrack unik untuk YouTube Shorts, menggunakan suara dan gaya musik dari beberapa artis rekanan, termasuk Alec Benjamin, Charlie Puth, Charli XCX, Demi Lovato, John Legend, Sia, T-Pain, Troye Sivan, dan Papoose. Menurut Google, Dream Track bisa bekerja berkat model AI khusus musik bikinan Google Deepmind, bernama "Lyria".
Tahun ini, YouTube juga akan terus berinvestasi kepada kreator. YouTube juga akan membantu pembuat kebijakan dan mitra di seluruh industri untuk melihat nilai ekonomi dan hiburan yang dibawa oleh para pembuat konten.