SONORABANGKA.ID - Adalah Kepolisian mulai menerapkan kepesertaan BPJS kesehatan menjadi salah satu syarat untuk pengajuan pembuatan dan atau memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) pada Senin (1/7/2024).
Masyarakat yang akan membuat SIM kini harus memiliki BPJS Kesehatan atau terdaftar sebagai peserta JKN yang aktif sebagai salah satu persyaratan pengurusan layanan semua jenis Surat Izin Mengemudi (SIM), baik SIM A, SIM B, maupun SIM C.
Meski begitu, baru ada tujuh wilayah yang melakukan penerapan kepesertaan BPJS kesehatan sebagai syarat pembuatan SIM, yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
“Daerah uji coba, sebagai pertimbangan dipilih daerah-daerah yang cakupan kepesertaan JKN-nya sudah tinggi di atas 95 persen. Sehingga hampir seluruh penduduk di wilayah tersebut sudah menjadi peserta JKN,” ucap Kasubdit SIM Kombes Pol Heru Sutopo, dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Masyarakat yang belum mempunyai BPJS Kesehatan diminta untuk mendaftar terlebih dahulu melalui chat Whatsapp PANDAWA atau aplikasi mobile JKN.
Selain menyertakan bukti BPJS Kesehatan aktif, masyarakat juga harus melengkapi beberapa dokumen yang diperlukan untuk penerbitan SIM.
Mengutip dari Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM, dijelaskan mengenai sejumlah persyaratan untuk mengurus SIM baru. Mulai dari Usia, Administrasi, Kesehatan, hingga Lulus Ujian.
Usia
-Usia SIM A, SIM C, SIM D, dan SIM DI minimal sudah berusia 17 tahun
-SIM C minimal berusia 18 tahun
-SIM C2 minimal berusia 19 tahun
-SIM A dan SIM B1 minimal berusia 20 tahun
-SIM B2 minimal berusia 21 tahun
-SIM B1 Umum minimal berusia 22 tahun
-SIM B2 Umum minimal berusia 23 tahun Administrasi
-Mengisi dan menyerahkan tanda bukti pendaftaran elektronik
-Melampirkan fotokopi dan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) atau dokumen keimigrasian
-Untuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia melampirkan fotokopi surat izin kerja asli dari kementerian
-Melakukan perekaman biometrik yaitu sidik jari dan pengenalan wajah serta retina mata
-Menyerahkan bukti pembayaran penerimaan negara bukan pajak
Kesehatan
-Melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani berupa penglihatan, pendengaran, fisik atau anggota gerak, dan lainnya
-Pemeriksaan kesehatan rohani, yaitu kemampuan kognitif, psikomotorik, dan kepribadian
Lulus Ujian
-Ujian teori
-Ujian keterampilan melalui simulator
-Ujian praktik
Biaya
-Biaya bikin baru SIM A, A Umum, BI, BI Umum, BII, BII Umum adalah Rp 120.000 per penerbitan
-Biaya perpanjangan SIM A, A Umum, BI, BI Umum, BII, BII Umum adalah Rp 80.000 per penerbitan
-Biaya bikin baru SIM C, CI dan C II yaitu Rp 100.000
-Biaya perpanjangan SIM C, CI dan C II Rp 75.000
-Biaya bikin baru SIM D dan DI yaitu Rp50.000.
-Biaya perpanjangan SIM D dan DI yaitu Rp 30.000
-Biaya penerbitan SIM internasional Rp 250.000
-Biaya perpanjangan SIM Internasional Rp225.000. Lebih lanjut, untuk peserta uji SIM dapat memilih sendiri lokasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani (psikologi) di luar area Gedung Satpas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokumen yang Dibutuhkan untuk Pembuatan SIM Selain BPJS Kesehatan", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/03/072200315/dokumen-yang-dibutuhkan-untuk-pembuatan-sim-selain-bpjs-kesehatan.