Ilustrasi merawat lansia
Ilustrasi merawat lansia ( (Sumber: Unsplash via KOMPAS.com))

Ketahui 7 Faktor Penyebabnya Mengapa Lansia Sering Marah - Marah

6 Agustus 2024 11:39 WIB

 

SonoraBangka.id - Menua adalah kodrat setiap makhluk hidup dan salah satu tahap dalam kehidupan.

Sama seperti masa kecil masa remaja, dan dewasa, setiap orang menua dengan cara yang berbeda dan mengalami penuaan secara berbeda berdasarkan faktor genetik dan gaya hidup.

Tantangan terbesar bagi para lanjut usia (lansia) adalah menerima dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi, termasuk perubahan fisik, psikologis, perilaku, intelektual, spiritual, sosial, dan sebagainya.

Masalahnya, bagi sebagian lansia tak mudah menerima perubahan tersebut. Belum lagi, dengan munculnya masalah fisik dan psikologis yang biasa terjadi seiring proses penuaan.

Bagi mereka yang gagal menyesuaikan diri dengan baik, bukan tak mungkin dapat berkembang menjadi masalah emosional.

Ketika lansia merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas masa kini, hal itu jadi membuat lansia sering marah.

Biasanya mereka melepaskan kemarahan kepada anggota keluarga terdekat, karena mereka tahu, meski mereka jadi sering marah, mereka akan tetap dicintai.

7 Faktor Penyebab Lansia Sering Marah

Berikut ini tujuh faktor yang dapat menyebabkan lansia jadi sering marah, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

1. Masalah kesehatan

Seiring bertambahnya usia, orang lanjut usia lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan kronis.

Lansia yang sebelumnya sehat sepanjang hidupnya, akan mengalami kesulitan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan masalah kesehatan yang baru muncul seiring bertambahnya usia.

Tubuh yang terasa tidak nyaman, energi yang tak sebesar dulu membuat lansia sering marah, karena merasa kesal.

2. Kemampuan indra menurun

Seiring bertambahnya usia, beberapa indra akan mengalami kemunduran, misalnya lensa mata pada indra penglihatan yang kualitasnya menurun, sehingga menyebabkan pandangan kabur atau sulit melihat.

Begitu juga dengan indra pendengaran yang menurun, sehingga membuat lansia kesulitan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain.

Gangguan-gangguan ini sangat mengganggu bagi para lansia, karena sebelumnya mereka tak pernah mengalaminya.

3. Masalah sendi dan otot

Lansia yang menderita masalah lutut atau persendian dapat mengalami penurunan lebih lanjut pada kekuatan otot dan mobilitas mereka.

Hal ini dapat membuat aktivitas sehari-hari mereka terbatas dan mengganggu mobilitas mereka di masyarakat.

Jika tidak ditangani lebih awal, ini bisa membuat lansia depresi, karena merasa tak berdaya melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan.

Ini berarti juga mereka harus bergantung pada bantuan orang lain.

4. Masalah memori

Seiring bertambahnya usia, lansia akan lebih lambat dalam menerima dan memproses informasi.

Mereka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengingat informasi dan bahkan mengekspresikan perasaan mereka.

Belum lagi, beberapa faktor lain seperti stres, efek samping obat tertentu, depresi, demensia, dan sejumlah kondisi lain dapat memperburuk masalah memori lansia.

5. Masa pensiun

Beberapa lansia dapat menyesuaikan diri dengan sangat baik pada masa pensiun, tetapi yang lain mungkin merasa sulit untuk menyesuaikan diri setelah pensiun.

Umumnya, para lansia yang telah memiliki rencana pensiun cenderung akan merasa lebih bisa menerima status barunya dan menikmati level baru kehidupannya, dibanding dengan lansia yang tak memiliki rencana pensiun, termasuk menyiapkan dana pensiun dan aktivitas apa yang akan mereka lakukan.

6. Masalah keuangan

Setelah pensiun, pendapatan yang diterima tentu menurun. Banyak lansia yang tak menyiapkan dana pensiun, merasa khawatir dengan keamanan finansial mereka.

Berapa lama lagi mereka akan hidup? Apakah uang yang mereka miliki bisa memenuhi kebutuhan selama mereka hidup? Bagaimana jika mereka sakit dan membutuhkan biaya untuk pengobatan?

Hal-hal seperti ini membuat mereka stress, sementara untuk bekerja lagi bukanlah hal mudah.

7. Kematian pasangan, keluarga, dan teman

Salah satu perubahan tersulit yang harus dihadapi oleh para lansia adalah kehilangan orang-orang penting dalam hidup mereka.

Menghadapi kehilangan pasangan atau bahkan teman di usia lanjut, seringkali membuat lansia merasa sendiri, karena orang yang bisa memahaminya selama puluhan tahun tak ada lagi.

Jika Anda sedang dalam kondisi mendampingi orangtua yang berusia lanjut dan mulai terjadi perubahan emosional, termasuk sering marah, hal ini perlu dihadapi dengan cara yang tepat.

Cobalah ajak orangtua melakukan beberapa aktivitas favoritnya, misalnya memasak atau berkebun – tentu dengan bantuan Anda.

Selain itu, luangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita masa lalu mereka, dan ceritakan juga tentang hal-hal yang Anda hadapi, serta mintalah saran dari mereka.

Walaupun hal seperti ini tampak sepele, tapi sebenarnya ini bisa membantu mereka tetap merasa berdaya dan dibutuhkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Lansia Sering Marah? Ketahui 7 Faktor Penyebabnya", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/03/133356620/mengapa-lansia-sering-marah-ketahui-7-faktor-penyebabnya?page=all#page2.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm