Namun, total penjualan HEV sejatinya masih pada level 6 persen terhadap pasar kendaraan roda empat atau lebih nasional, yang mencatatkan angka 408.012 unit pada periode sama.
"Hal ini juga ditandai dengan masih banyaknya mobil hybrid di Indonesia yang impor," kata Bob.
Lebih jauh, ia juga membandingkan kebijakan mobil hybrid di beberapa negara seperti Thailand dan China. Menurutnya, Indonesia bisa mencontoh mereka untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional.
"Kita juga perlu berikan agar ekosistem elektrifikasi berkembang di Indonesia terutama electric parts seperti motor, PCU, transexcel, dan battery yang saat ini masih minim investasi," papar dia lagi.
Sebelumnya, Airlangga memastikan bahwa pemerintah tidak akan melakukan perubahan ataupun penambahan kebijakan baru pada sektor otomotif nasional, setidaknya pada tahun ini.
Hal itu dikarenakan kondisi industri otomotif nasional dinilai masih bisa tumbuh positif pada semester II/2024, khususnya usai GIIAS 2024.
Sementara penjualan mobil listrik juga masih terus menunjukkan pencapaian yang memuaskan meski pasar nasional terkontraksi.
"Untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan, tambahan lain," ucap Airlangga dalam konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, Senin (5/8/2024).
"Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya product hub hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan Toyota Soal Pemerintah Batal Berikan Insentif Mobil Hybrid", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/07/072200515/tanggapan-toyota-soal-pemerintah-batal-berikan-insentif-mobil-hybrid.