SonoraBangka.id - Seringkali, nyeri haid dan kram terjadi di sebagian besar perempuan dan dengan intensitas yang berbeda-beda.
Sehingga, banyak yang meminum obat pereda nyeri haid, salah satunya adalah ibuprofen.
Ibuprofen termasuk dalam keluarga obat yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), yakni kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, dan menurunkan demam.
Dilansir dari National Library of Medicine, para peneliti di Cochrane Collaboration, sebuah jaringan peneliti internasional mencari studi klinis obat-obatan NSAID, salah satunya ibuprofen, untuk mengetahui apakah membantu meredakan nyeri haid.
Studi ini membandingkan keefektifan obat penghilang rasa sakit dengan plasebo (obat palsu) atau obat lain. Studi termasuk wanita dengan dan tanpa endometriosis.
Para peneliti menemukan 82 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa (rentang umur 12 - 47 tahun) yang tidak menggunakan NSAID masih merasakan sakit parah setelah beberapa jam.
Lalu, 51 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa yang menggunakan NSAID masih merasakan sakit parah setelah beberapa jam.
Jadi, obat penghilang rasa sakit menghilangkan rasa sakit pada 31 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa.
Sehingga, studi menunjukkan bahwa obat NSAID, yakni ibuprofen lebih efektif daripada plasebo dalam meredakan nyeri haid.
Dalam penelitian lain juga menunjukkan bahwa NSAID lebih efektif daripada penggunaan obat asetaminofen (parasetamol).
Dosis penggunaan ibuprofen untuk meredakan nyeri haid
Dilansir dari fibroidfighters.org, sebagian besar pil ibuprofen yang dijual bebas adalah 200mg. Kita disarankan untuk minum 1 pil, tiap 4-6 jam.
Namun, jika biasa terjadi haid berat (pendarahan deras), kita dianjurkan minum 800mg pil ibuprofen, yakni sekitar 4 pil.
“Hasilnya unik untuk setiap wanita, tetapi menurut saya, rata-rata, seorang wanita mungkin mengalami pendarahan 30 persen lebih sedikit jika dia mengonsumsi 800 mg ibuprofen (empat pil yang dijual bebas) tiga kali sehari, idealnya dimulai sebelum atau saat menstruasi dimulai,” kata Heather Beall, MD, seorang Obgyn dari Northwestern Medicine, seperti yang dikutip dari nm.org.
Efek samping yang terjadi pada tubuh
Mengonsumsi ibuprofen mempunyai efek jangka pendek dan efek jangka panjang.
Efek jangka pendek setelah mengonsumsi 400mg - 600mg di antaranya:
a. Maag
b. Mual
c. Kembung
d. Sembelit
e. Sakit perut
f. Mengantuk
Meski terdapat efek samping jangka pendek ini, tapi tak dianggap berbahaya dan cenderung aman. Hanya saja harus berhati-hati dalam jika kita berencana untuk minum alkohol di kemudian hari.
Ibuprofen juga mempunyai efek jangka panjang yang harus diwaspadai. Di antaranya:
a. Perdarahan atau tukak lambung
b. Kerusakan ginjal
c. Peningkatan tekanan darah
d. Gagal hati
e. Reaksi alergi
f. Serangan jantung atau stroke
Cara lain untuk meredakan nyeri haid
Selain itu, kita bisa mencoba cara lain untuk meredakan nyeri haid. Seperti yang dikutip dari healthline.com, di antaranya:
1. Olahraga: salah satu olahraga yang bisa mengurangi rasa nyeri haid adalah aerobik dan yoga.
2. Pakai bantalan panas: hal ini bisa membantu mengendurkan otot-otot rahim sehingga dapat mengurangi rasa sakit.
3. Pijat lembut perut dengan minyak esensial: memijat dengan minyak esensial dapat membantu meredakan nyeri haid dan kram menstruasi. Minyak yang paling efektif adalah lavender, mawar, sage, kayumanis, cengkeh, dan marjoram.
4. Kurangi kafein, alkohol, dan makanan asin: kopi dan makan makanan asin bisa memicu rasa nyeri lebih sakit.
Ya, ternyata ibuprofen bisa menjadi obat pereda nyeri haid dan kram menstruasi.
Walau begitu, kita bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan dan berencana untuk mengonsumsi ibuprofen dalam waktu lama.
Jadi, kita bisa menggunakan cara lain untuk mengurangi nyeri haid, seperti berolahraga, makan makanan sehat, memijat perut, dan menggunakan bantalan hangat di perut.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053658673/bolehkah-ibuprofen-jadi-obat-pereda-nyeri-haid?page=all