Dalam konteks inilah kampanye FA dilakukan oleh InaHRS (Indonesia Heart Rhythm Society).
Kampanye FA ini di dunia pertama kali mulai di Amerika Serikat, dipelopori oleh Heart Rhythm Society (Perhimpunan Dokter Jantung ahli Gangguan Irama se Dunia) beserta National Stroke association (Badan Kesehatan Amerika yang menangani stroke) pada tahun 2012.
Sedangkan di Indonesia, kampanye ini dilakukan pertama kali tahun 2016 dipelopori oleh Peritmi/InaHRS (Perhimpunan Dokter Jantung Ahli Arimia Indonesia) bersama dengan Asia Pasific Heart Rhthym Society (APHRS), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Yayasan Jantung Indonesia.
Dalam kesempatan kampanye fibrilasi atrium tahun 2019 yang mengambil tema Waspada Bahaya Fibrilasi Atrium, Stroke dan Sudden Death, InaHRS didukung oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
Yayasan Jantung Indonesia menjadi penyelenggara kampanye untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap gangguan irama fibrillasi atrium serta komplikasi yang dapat terjadi.
Dalam kampanye ini kembali ditekankan MENARI: Meraba Nadi Sendiri.
MENARI merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali Fibrillasi Atrium (FA) serta gangguan irama lainnya yang diharapkan dapat mencegah kelumpuhan akibat FA.
Pemberdayaan masyarakat yang mengandung makna perubahan kecil seperti konsumsi makanan sehat, tidak minum alkohol, lebih banyak berolahraga dan stop merokok dapat memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kesehatan dan dapat menjadi inspirasi global.
Dijelaskannya bahwa, setidaknya terdapat 3 teknik yang dapat dilakukan yaitu teknik Ablasi kateter, melakukan pemasangan alat LAA Closure, serta pemakaian Obat Antikoagulan Oral Baru (OKB).
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/051767566/mengenal-fibrilasi-atrium-penyebab-serangan-jantung-dan-stroke-yang-jarang-diketahui?page=all