namun setelah belasan tahun menikah pasangan ini belum juga dikaruniai anak."
"Si istri yang bernama Sulastri merasa tertekan, sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mendatangi seorang dukun dari desa seberang yang dipercaya bisa membantunya memiliki keturunan lewat sebuah ritual. Dan tak lama kemudian ritual itupun berhasil dan si istri bisa hamil...
"9 bulan berlalu... Sulastri ternyata melahirkan anak kembar, namun satu anaknya memiliki fisik yang mengerikan-- seperti gumpalan ari" namun bergerak dan menangis
sementara si anak yang fisiknya normal malah tidak menunjukan tanda tanda kehidupan."
"Sang suami yang bernama Soedjiman syok dengan apa yang dilihatnya saat ini... spontan ia merebut dan membunuh bayi berwujud mengerikan itu dengan tangannya sendiri. disaat bersamaan saat bayi itu mati, bayi yang bertubuh normal tiba-tiba menangis menunjukan tanda kehidupan."
"anak yang hidup diberi nama kumala. sayangnya dia tumbuh dengan kondisi keterbelakangan mental, mirip seperti anak autis... ditambah Soedjiman menganggap kecacatan kumala adalah karena ketidakbecusan isterinya dalam menjaga kandungan."
"sejak saat itu, keluarga mereka sudah tak lagi harmonis, Soedjiman menjadi temperamental dan Sulastri jadi membenci Kumala karna menganggap kesialan ini adalah akibat lahirnya Kumala."
Kumala sering disiksa. Sampai pada usia 8 tahun, Kumala seperti memiliki dua keperibadian yang berbeda dikala siang dan malam hari.
Ketika siang, ia seperti anak normal yang hanya bisa menangis saat dipukul orangtuanya, namun dikala malam ia berani melawan, bahkan pernah di satu waktu, Kumala nyaris menusuk Soedjiman yang memukulnya saat ia sedang bermain piano karena dianggap mengganggu.
Pernah suatu ketika, Kumala kepergok neneknya sedang memakan ayam hidup didalam kandang yang tak jauh dari rumah, seperti binatang buas yang sedang kelaparan.