SonoraBangka,id - Tak jarang, ibadah puasa kerap jadi momentum seseorang untuk menurunkan berat badan.
Tapi terkadang masalah muncul ketika kolestrol mendadak naik.
Hal ini disebabkan tak terkontrolnya konsumsi makanan dan minuman ketika berbuka puasa.
Niatnya ingin berat badan turun, tapi malah harus konsumsi obat demi mengatasi kolestrol.
Kalau terlalu sering minum obat juga memiliki dampak buruk terutama kesehatan organ tubuh lain seperti ginjal.
Maka tak ada salahnya mencoba dan mengonsumsi bahan alami.
Salah satunya bisa dengan mengonsumsi satu bahan dapur ini.
Bisa tetap makan enak tanpa takut kolestrol naik.
Dilansir dari verywellhealth, sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Food and Chemical Toxicology menyelidiki efek asupan jus tomat pada peradangan, resistensi insulin, dan kolesterol tinggi, yang semuanya terlibat dalam sindrom metabolik.
Peserta yang melengkapi diet mereka dengan jus tomat mengalami penurunan yang signifikan dalam penanda peradangan seperti TNF-α dan IL-6, serta peningkatan fungsi endotel (yang berkorelasi dengan risiko aterosklerosis yang lebih rendah) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Seolah itu belum cukup mengejutkan, penurunan LDL, atau kolesterol "jahat", dan sedikit peningkatan HDL, atau kolesterol "baik", terjadi pada kelompok peminum jus tomat.
Studi lain yang sedikit lebih tua yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition melihat secara khusus efek konsumsi produk tomat pada kadar kolesterol darah dan oksidasi LDL.
Ketika LDL menjadi teroksidasi, dapat berkontribusi pada pembentukan plak pada dinding arteri. Peserta mengonsumsi diet tanpa tomat selama 3 minggu atau diet tomat tinggi selama 3 minggu yang terdiri dari jus tomat dan saus tomat.
Di akhir penelitian, peserta diet tinggi tomat mengalami penurunan kolesterol total 5,9% dan penurunan kolesterol LDL 12,9% bila dibandingkan dengan kelompok tanpa tomat.
Temuan mengejutkan lainnya adalah bahwa likopen yang ditemukan dalam tomat mengurangi keberadaan LDL teroksidasi.
Namun studi lain, yang diterbitkan pada tahun 2012 di The Journal of Nutrition, menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi setidaknya 10 porsi produk berbasis tomat seminggu mengalami peningkatan yang signifikan.
Tetapi secara klinis sederhana, dalam kolesterol total, rasio kolesterol total terhadap kolesterol HDL, dan hemoglobin A1C mereka dibandingkan dengan wanita yang makan kurang dari satu setengah porsi per minggu.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa likopen dapat berinteraksi dengan HMG CoA reductase, enzim di hati yang membantu membuat kolesterol dalam tubuh.
Diperkirakan bahwa properti ini dapat berkontribusi pada efek positif tomat pada lipid dalam beberapa penelitian ini.
Meskipun penelitian ini kecil dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah likopen dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan sendirinya, mereka tentu saja menunjukkan hubungan antara tomat dan kadar kolesterol.
Mereka juga menyarankan bahwa tomat adalah tambahan yang bagus untuk diet penurun kolesterol Anda.
Dan karena tomat kaya akan vitamin A dan C, asam folat (yang menjaga kadar homosistein dan mengurangi risiko penyakit jantung), dan antioksidan, serta pitosterol dan serat, Anda juga akan menuai manfaat kesehatan lainnya—yaitu , kecuali jika Anda makan pizza dan pasta putih, yang kaya akan karbohidrat olahan.
Ada banyak cara untuk meningkatkan asupan tomat tanpa risiko kenaikan berat badan atau resistensi insulin.
Nikmati hidangan harian yang kaya dan cobalah ide-ide ini sebagai gantinya:
- Potong dadu tomat dan tambahkan ke orak-arik telur pagi Anda.
- Buat salad dengan keju mozzarella rendah lemak dan basil.
- Tambahkan tomat anggur ke makan malam tumis ayam dan zucchini Anda.
- Taburi fillet ikan putih Anda dengan tomat ceri panggang.
- Buat saus marinara di atas gandum utuh atau pasta beras merah primavera (sayuran segar).
Nah, mudah bukan? Bisa kamu coba ya.