Daniel Swain, penulis utama studi dari UCLA (The University of California), mengatakan, "Urutan whiplash ini di California telah meningkatkan risiko kebakaran dua kali lipat."
"Pertama, dengan meningkatkan pertumbuhan rumput dan semak yang mudah terbakar sebelum musim kebakaran, dan kemudian mengeringkannya ke tingkat yang sangat tinggi akibat kondisi kering dan panas ekstrem yang menyusul," imbuhnya.
Efek "Spons Atmosferik"
Peneliti juga mencatat bahwa setiap kenaikan satu derajat suhu global memungkinkan atmosfer menguapkan, menyerap, dan melepaskan 7 persen lebih banyak air.
Efek ini, yang disebut sebagai "spons atmosferik yang berkembang" oleh para ilmuwan, menyebabkan banjir saat kondisi basah dan menarik lebih banyak kelembapan dari tumbuhan serta tanah saat kondisi kering.
Hal ini memperparah risiko kebakaran karena vegetasi menjadi sangat kering dan mudah terbakar.
Dampak Kebakaran dan Kondisi di Lapangan
Kebakaran yang terjadi di Los Angeles pada 2025 telah menyebar ke berbagai wilayah, menyebabkan sedikitnya lima korban jiwa, menghancurkan ratusan bangunan, dan memaksa lebih dari 179.000 orang untuk mengungsi.
Topografi wilayah yang berbukit-bukit di Los Angeles memperburuk situasi, karena kebakaran di medan curam cenderung bergerak lebih cepat dan membakar dengan intensitas lebih tinggi.
Selain itu, vegetasi semak alami yang dominan di kawasan ini secara alami memang mudah terbakar.