SonoraBangka.id - Melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkuat strategi deteksi dini dalam menangani Lupus Eritematosus Sistemik (LES), yang dikenal sebagai penyakit seribut wajah.
Program terbaru ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lupus melalui edukasi dan pendekatan berbasis komunitas.
Lupus merupakan penyakit autoimun kronis saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
Penyakit ini lebih rentan menyerang perempuan usia produktif antara 15 sampai 45 tahun.
Mengingat bahaya penyakit lupus pada perempuan, Kemenkes meluncurkan program SALURI atau Periksa Lupus Sendiri yang akan dimulai 2025.
Program ini menyasar calon pengantin perempuan sebagai langkah awal pencegahan di kelompok usia berisiko.
SALURI mengajak masyarakat untuk mengenali tanda-tanda lupus secara mandiri dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika menemukan gejala mencurigakan.
"Melalui program SALURI, kami berharap masyarakat lebih memahami pentingnya deteksi dini lupus sehingga kasus dapat ditangani lebih cepat dan tepat," ujar Dr. Siti Nadia Tarmizi.
Dr. Nadia melanjutkan, lupus adalah penyakit yang dapat menyerang semua usia, dengan gejala umum berupa kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam kulit, dan demam berkepanjangan.
Penanganan yang cepat dan tepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.