Ilustrasi brain rot(freepik.com)
Ilustrasi brain rot(freepik.com) ( KOMPAS.COM)

12 Untuk Kebiasaan Ini Dapat Mencegah "Brain Rot", Apa Saja?

10 Februari 2025 18:49 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Istilah brain rot atau pembusukan otak dinobatkan sebagai Word of the Year 2024 versi Oxford.

Brain rot merujuk pada kondisi yang mencerminkan kekhawatiran tentang dampak budaya digital modern terhadap kesehatan kognitif seseorang.

Saat ini, brain rot telah menjadi istilah singkat untuk menggambarkan dampak negatif konten digital di media sosial.

Penggunaan internet dan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi daya ingat, perhatian, fokus, pemikiran kritis, dan hubungan antarmanusia.

Kalau berlangsung secara terus menerus dan dalam jangka waktu lama, hal ini bisa mengakibatkan pembusukan otak.

Tanda-tanda otak mengalami pembusukan

Dilansir dari Oxford University Press, Senin (2/12/2024), pembusukan otak didefinisikan sebagai kemerosotan yang diduga terjadi pada kondisi mental atau intelektual seseorang.

Kemerosotan ini merupakan akibat dari konsumsi berlebihan terhadap materi atau konten daring yang dianggap "receh" atau tidak menantang.

  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Isolasi sosial, yakni menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar daripada berinteraksi secara langsung
  • Kabut otak
  • Merasa kewalahan oleh stres harian
  • Masalah tidur, seperti kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur
  • Sifat lekas marah
  • Kecemasan
  • Suasana hati buruk.

Kebiasaan yang bisa mencegah brain rot

Berikut beberapa kebiasaan yang bisa mencegah terjadinya brain rot:

1. Tetapkan batas waktu media sosial

Dikutip dari Health (6/1/2025), platform media sosial memang dirancang untuk menarik perhatian penggunanya. Meskipun berselancar di media sosial dapat menghibur, menonton dalam waktu lama sering kali menghilangkan produktivitas seseorang.

Penelitian menunjukkan, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi, serta mengurangi produktivitas.

Menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial dapat membantu melindungi kesehatan kognitif, sehingga meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental. 

2. Berlatih konsentrasi

Konsentrasi berarti menyadari sepenuhnya pikiran dan perasaan saat ini. Latihan konsentrasi secara teratur dapat membantu melatih kembali otak untuk fokus, menghentikan kebiasaan scroll media sosial atau konten "receh" lainnya.

3. Berolahraga secara teratur

Aktivitas fisik yang teratur tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan otak.

Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, menyalurkan oksigen dan nutrisi penting, sekaligus meningkatkan kemampuan otak dalam berpikir.

Olahraga juga membantu mengurangi kadar kortisol, hormon stres yang dapat terakumulasi akibat konsumsi media digital yang berlebihan dan menyebabkan kelelahan mental.

4. Membaca buku

Membaca buku memerlukan perhatian penuh dan melibatkan otak dalam aktivitas kognitif. Kegiatan ini merupakan salah satu cara paling efektif untuk mendukung kesehatan otak.

Penelitian menunjukkan, orang yang membaca selama 30 menit sehari lebih kecil kemungkinannya mengalami penurunan kognitif. 

5. Hindari melakukan hal yang bersifat multitasking

Multitasking atau melakukan banyak tugas sekaligus dapat lebih berbahaya daripada mendapatkan manfaat.

Saat mengerjakan banyak tugas, otak akan beralih dengan cepat di antara tugas-tugas tersebut. Hal ini justru akan membebani memori kerja dan mengurangi kemampuan untuk fokus.

Penelitian menunjukkan, mengerjakan banyak tugas dalam waktu lama akan mengurangi memori kerja dan fungsi eksekutif, sehingga berdampak negatif di dunia kerja maupun sekolah.

Daripada mengerjakan banyak tugas sekaligus, fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu. 

6. Jalin hubungan sosial secara langsung

Hubungan dan interaksi sosial  merupakan hal mendasar bagi kesehatan mental dan emosional.

Komunikasi dan hubungan tatap muka menumbuhkan ikatan yang lebih dalam. Ikatan sosial yang kuat dapat meningkatkan daya ingat dan melindungi dari penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia.

Meskipun koneksi daring dapat memberikan nilai tambah dan membantu terhubung dengan banyak orang-orang secara jarak jauh, bersosialisasi dengan teman dan keluarga secara langsung adalah hal yang penting. 

7. Lakukan detoks digital

Detoks digital dapat dilakukan dengan melepas dari ketergantungan perangkat elektronik dalam waktu yang cukup lama.

Cara ini dapat menyegarkan dan mengisi ulang tenaga. Penelitian menunjukkan, detoks digital meningkatkan fokus, suasana hati, dan kualitas tidur.

8. Pelajari keterampilan baru

Mempelajari keterampilan baru adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga otak tetap aktif, baik dengan alat musik maupun hobi yang paling digemari. Hal ini dapat membantu meningkatkan daya ingat dan pemecahan masalah, serta melindungi dari penurunan kognitif.

Penelitian menunjukkan, orang dewasa yang mempelajari keterampilan baru dapat meningkatkan daya ingat dan fungsi kognitif. 

Rasa puas karena menguasai sesuatu yang baru juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kesehatan fisik maupun mental.

9. Habiskan waktu di alam

Menghabiskan waktu di luar ruangan adalah salah satu cara paling sederhana untuk mengurangi efek stimulasi digital yang berlebihan, mencegah kerusakan otak, dan meningkatkan kinerja kognitif.

Penelitian menemukan, paparan alam menurunkan tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan fokus, serta me-refresh otak.

10. Terlibat dalam hobi kreatif

Hobi kreatif seperti membuat kerajinan tangan, menggambar, merajut, menulis, atau memainkan alat musik dapat membuat otak tetap aktif, serta menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah.

Kegiatan langsung ini memberikan alternatif yang sehat daripada konsumsi konten digital. Penelitian menunjukkan, menekuni hobi kreatif meningkatkan pemikiran divergen (kemampuan menghasilkan ide) dan memori.

11. Tidur yang cukup

Tidur sangat penting untuk kesehatan otak. Saat kondisi tidur, tubuh memperbaiki dirinya sendiri, memperkuat ingatan, dan membersihkan racun dari otak.

Banyak orang mengorbankan waktu tidur untuk berselancar di media sosial atau menonton drama favorit secara maraton.

Seiring waktu, hal ini memengaruhi fungsi kognitif, yang menyebabkan masalah dengan fokus dan ingatan, serta meningkatkan risiko kondisi neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer (AD).

12. Makan Makanan Seimbang

Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang dapat menyehatkan tubuh dan otak.

Sebaliknya, makan makanan olahan atau berkadar gula tinggi yang rendah nutrisi dapat menurunkan kinerja kognitif.

Konsumsilah makanan yang kaya antioksidan, zat besi, vitamin esensial, dan asam lemak omega-3, seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah beri, untuk melindungi dari penurunan kognitif.

Penelitian menemukan, orang yang rutin mengonsumsi makanan olahan atau tinggi gula memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "12 Kebiasaan Ini Dapat Mencegah "Brain Rot", Apa Saja?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/10/073000265/12-kebiasaan-ini-dapat-mencegah-brain-rot-apa-saja-?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm