Meski demikian, saat dikonsumsi berlebihan, teh peppermint dapat mengendurkan otot-otot di persimpangan gastro-esofagus.
Secara teori, kondisi ini memungkinkan lebih banyak asam untuk melewati dan kembali ke atas serta memperburuk gejala.
Kelompok yang rentan mengalami sakit maag
Woodland mengatakan, seperti halnya obesitas, wanita hamil lebih rentan mengalami refluks asam lambung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan perut.
Untungnya, kondisi ini akan membaik setelah bayi dilahirkan.
“Refluks asam lambung menjadi sedikit lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, tetapi ini bukan dampak yang dramatis. Seseorang dapat menjadi lebih rentan untuk mengembangkan hernia hiatus dari waktu ke waktu dan hal ini pasti meningkatkan refluks," kata dia.
"Di sinilah sebagian kecil dari perut menyelinap naik melalui diafragma sehingga berada di dada. Hal ini secara dramatis mengurangi kekuatan penghalang terhadap refluks ke kerongkongan," tambahnya.
Woodland menjelaskan, pada banyak orang, gejala refluks sesekali adalah hal yang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada beberapa kasus, refluks dapat berbahaya pada kesehatan.
“Yang terpenting, cobalah untuk mengurangi berat badan jika kelebihan berat badan, dan berhentilah merokok. Jika tidak, jaga makanan/minuman pemicu agar tidak berlebihan," kata dia.
Selain itu, hindari makanan berlemak dalam porsi besar, terutama menjelang waktu tidur.
Usahakan pula untuk memberi jarak 3-4 jam antara waktu makan malam dan waktu tidur jika memungkinkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Sakit Maag, Apa Saja?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/13/083000065/makanan-terbaik-dan-terburuk-untuk-sakit-maag-apa-saja-?page=all#page2.