Ilustrasi sayuran(wikimedia.org/https://www.flickr.com/photos/calliope)
Ilustrasi sayuran(wikimedia.org/https://www.flickr.com/photos/calliope) ( KOMPAS.COM)

Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Penderita Sakit Maag, Apa Saja?

13 Februari 2025 21:22 WIB

SONORABANGKA.ID - Merupakan Maag adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada perut yang dikenal sebagai mulas.

Mulas yang disertai dengan sensasi terbakar di dada menjadi salah satu gejala utama gangguan pencernaan yang disebabkan oleh refluks asam lambung.

Konsultan gastroenterologi di Rumah Sakit Royal London dan dosen di Queen Mary University of London, Philip Woodland mengatakan, refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan).

“Mulas mungkin merupakan gejala yang paling umum dari refluks asam, yang dirasakan sebagai sensasi terbakar di belakang tulang dada," kata dia dikutip dari BBC.

Menurut Woodland, makanan pedas dan tinggi lemak dapat tingkatkan refluks asam lambung yang kemudian memicu maag.

"Alkohol (terutama anggur putih) juga dapat menyebabkan otot katup lebih rileks dan meningkatkan refluks asam. Pada beberapa orang, kafein dan cokelat juga dapat menjadi pemicu," ucap dia.

Menurut American College of Gastroenterology, tidak ada diet khusus yang perlu diikuti oleh penderita maag. Pilihlah makanan yang tidak sebabkan maag atau tidak memperburuknya.

Lantas, makanan dan minuman apa saja yang baik dikonsumsi penderita sakit maag?

Makanan yang baik dan buruk untuk sakit maag

Woodland mengatakan, tidak ada makanan tertentu yang bisa membuat asam lambung menjadi lebih baik.

Tetapi ia sarankan untuk menghindari makanan berlemak dalam porsi besar, terutama menjelang waktu tidur. Ini akan mengurangi perbedaan tekanan antara perut dan kerongkongan serta dapat mengurangi refluks asam lambung.

Selain itu, para ahli menyatakan bahwa mencegah mulas melalui diet jauh lebih efektif daripada mencoba menghentikan gejalanya.

Sebagai contoh, diet mediterania dengan makan makanan rendah lemak jenuh, tinggi produk nabati, dan rendah alkohol sering dikaitkan dengan tingkat obesitas yang lebih rendah.

Obesitas adalah faktor risiko untuk refluks asam. Hal ini paling sering terjadi karena ada peningkatan tekanan perut yang pada gilirannya mendorong asam ke kerongkongan.

Seorang registrar gastroenterologi dan peneliti akademis di Royal Berkshire Hospital, James Kennedy menyampaikan, sebagian besar fokus pada diet dan refluks adalah tentang mengurangi, bukan menambah.

Beberapa bukti menunjukkan, diet yang kaya akan buah, sayuran, gandum utuh, ikan, dan unggas dapat mengurangi gejala penyakit refluks ketika dikombinasikan dengan faktor gaya hidup lainnya.

“Diet Mediterania biasanya mengandung lebih banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, dan lebih sedikit daging merah olahan dan telah terbukti memiliki hubungan dengan tingkat yang lebih rendah dari penyakit refluks gastro-esofagus,” tambah Kennedy.

Minuman yang baik untuk sakit maag

Teh peppermint memiliki peran yang sangat berguna dalam gejala gastrointestinal seperti kram perut dan perut kembung. 

Ini karena teh peppermint bertindak untuk mengendurkan otot polos di dinding usus.

Meski demikian, saat dikonsumsi berlebihan, teh peppermint dapat mengendurkan otot-otot di persimpangan gastro-esofagus. 

Secara teori, kondisi ini memungkinkan lebih banyak asam untuk melewati dan kembali ke atas serta memperburuk gejala.

Kelompok yang rentan mengalami sakit maag

Woodland mengatakan, seperti halnya obesitas, wanita hamil lebih rentan mengalami refluks asam lambung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan perut.

Untungnya, kondisi ini akan membaik setelah bayi dilahirkan.

“Refluks asam lambung menjadi sedikit lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, tetapi ini bukan dampak yang dramatis. Seseorang dapat menjadi lebih rentan untuk mengembangkan hernia hiatus dari waktu ke waktu dan hal ini pasti meningkatkan refluks," kata dia.

"Di sinilah sebagian kecil dari perut menyelinap naik melalui diafragma sehingga berada di dada. Hal ini secara dramatis mengurangi kekuatan penghalang terhadap refluks ke kerongkongan," tambahnya.

Woodland menjelaskan, pada banyak orang, gejala refluks sesekali adalah hal yang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada beberapa kasus, refluks dapat berbahaya pada kesehatan.

“Yang terpenting, cobalah untuk mengurangi berat badan jika kelebihan berat badan, dan berhentilah merokok. Jika tidak, jaga makanan/minuman pemicu agar tidak berlebihan," kata dia.

Selain itu, hindari makanan berlemak dalam porsi besar, terutama menjelang waktu tidur.

Usahakan pula untuk memberi jarak 3-4 jam antara waktu makan malam dan waktu tidur jika memungkinkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Sakit Maag, Apa Saja?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/13/083000065/makanan-terbaik-dan-terburuk-untuk-sakit-maag-apa-saja-?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm