Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan ( shutterstock)

Terjebak Hubungan Menyakitkan, Mengapa Masih Bertahan ?

20 Juli 2020 11:34 WIB

 

SonoraBangka.id - Sebuah hubungan asmara pastilah tidak selalu berjalan lancar. Berbagai problematika kehidupan selalu datang silih berganti. Namun, tidak sedikit orang yang “ terjebak “ dalam hubungan yang tidak bahagia, dan hanya saling menyakiti antara kedua belah pihak.

Walau mempertahankan hubungan yang menyakitkan memang terdengar sia-sia. Tapi, tidak sedikit pula orang yang justru melakukannya. Banyak dari mereka yang memilih mempertahankan hubungan yang hanya 'meracuni' diri sendiri. Tentunya ini dilakukan dengan berbagai alasan.

Lalu, mengapa semua ini bisa terjadi ?

Para peneliti di University of Utah telah menemukan jawabannya.

Berdasarkan riset yang mereka gelar, terungkap, orang bertahan dalam hubungan 'menyakitkan' atau tidak bahagia, biasanya merasa pasangannya terlalu bergantung padanya. Sehingga jika mereka meninggalkannya, maka mereka akan dihantui rasa bersalah.

Sementara itu penelitian sebelumnya juga menemukan, bahwa orang yang bertahan dalam hubungan tidak bahagia adalah orang yang mementingkan diri sendiri. Mereka adalah orang yang tidak ingin hidup sendiri, atau takut tidak akan menemukan pasangan lain.

Laman the Independent mengutip hasil riset yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology.

Hasil riset menunjukkan, orang yang memiliki pasangan dengan tingkat ketergantungan tinggi, semakin kecil kemungkinan untuk berpisah. Itu dilakukan demi kepentingan pasangan daripada kepentingannya sendiri.

Penelitian ini dilakukan dalam dua studi terpisah. Riset pertama meneliti 1.348 orang dalam hubungan romantis selama periode 10 minggu.

Yang akhirnya, ini akan membuat mereka tetap mempertahankan hubungannya, meski hubungan tersebut tak lagi mendatangkan kebahagiaan.

Sementara riset kedua meneliti 500 peserta, yang memiliki rencana berpisah dengan pasangannya, selama dua bulan.

"Ketika orang-orang menganggap pasangan sangat berkomitmen terhadap hubungannya, kecil kemungkinan mereka untuk memulai perpisahan," kata Samantha Joel, selaku pemimpin riset.

Menurut Joel, hal yang sama bahkan dilakukan orang yang tidak benar-benar berkomitmen pada hubungan itu sendiri, atau yang secara pribadi tidak puas dengan hubungan itu.

Namun periset mengatakan, kadang-kadang persepsi seseorang tentang kebutuhan pasangannya bisa salah arah, yang dapat merusak validitas hasil riset.

"Bisa jadi orang itu melebih-lebihkan seberapa besar komitmen pasangannya dan betapa menyakitkan perpisahannya," kata dia.

Terlepas dari hal itu, Psikolog Madeleine Mason Roantree, berpendapat, rasa takut hidup sendirian adalah alasan paling umum bagi banyak orang untuk bertahan dalam hubungan yang menyakitkan.

"Orang lain mungkin hanya menyangkal tentang perasaan sesungguhnya pasangan atau keadaan hubungan itu," kata dia.

Alasan lainnya, kata Roantree, meninggalkan hubungan sama halnya dengan kegagalan. Kebanyakan dari mereka merasa malu saat mengakhiri hubungannya.  

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Banyak Orang Mau Bertahan dalam Hubungan Menyakitkan?",

 https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/24/130000020/mengapa-banyak-orang-mau-bertahan-dalam-hubungan-menyakitkan?page=2.


 


 

 

 

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm