Menurut penulis studi Jacob Meyer, Ph.D., asisten profesor dan direktur Wellbeing and Exercise Laboratory di Iowa State University, kepada Runner's World, yang dilaporkan oleh para partisipan bahwa mereka memiliki masalah kesehatan mental.
"Orang-orang yang dulunya mengikuti panduan aktivitas fisik sebelum Covid-19 dan mereka yang tidak lagi memenuhi panduan, memiliki gejala depresi lebih tinggi daripada mereka yang terus mengikuti panduan," kata Meyer.
Dimana dalam studi ini, partisipan mengisolasi diri melaporkan waktu menatap layar (screen time) dan waktu duduk mereka rata-rata meningkat 20-30 persen.
Meski hal tersebut memungkinkan, namun tidak jelas apakah waktu di mana mereka seharusnya beraktivitas berubah menjadi kebiasaan menatap layar sepanjang hari.
Kemungkinan menatap layar lebih lama dimungkinkan bagi mereka yang tidak bersosialisasi dan tetap berada di rumah selama pandemi.
Dibandingkan 562 orang yang waktu menatap layarnya lebih dari delapan jam, mereka yang secara konsisten melaporkan waktu menatap layar kurang dari delapan jam sehari (baik sebelum dan sesudah pandemi) memiliki gejala depresi lebih rendah.