SonoraBangka.id - Perubahan iklim membuat sejumlah permukaan di bumi juga mengalami perubahan.
Sebuah studi mengungkap jika bunga di seluruh dunia mengalami perubahan warna akibat perubahan iklim.
Saat dihadapkan pada perubahan di Bumi, hanya ada dua pilihan yang bisa dilakukan oleh makhluk hidup, yakni adaptasi atau punah.
Misalnya seperti yang harus dihadapi tumbuh-tumbuhan di planet ini.
Dikutip dari IFL Science, Rabu (30/9/2020) penelitian tersebut menunjukkan bunga beradaptasi dengan cepat selama 75 tahun terakhir sebagai respon terhadap kenaikan suhu dan penurunan ozon.
Respon tersebut dilakukan dengan cara mengubah pigmen ultraviolet (UV) pada kelopaknya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology tersebut dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lebih dari 1.200 spesies tanaman yang diawetkan.
Dari jumlah tersebut, 42 spesies bunga dari tiga benua dan berasal dari tahun 1941 hingga 2017.
Peneliti kemudian menganalisis tingkat pigmentasi bunga menggunakan kamera sensitif UV.
Pigmen yang dimaksud tidak seperti yang kita bayangkan. Sebab, pigmen tersebut tidak terlihat oleh manusia seperti layaknya warna merah kelopak mawar atau kuning bunga bakung.
Pigmen UV digunakan oleh bunga untuk menarik penyerbuk dan melindungi dari radiasi UV.
Hasilnya menunjukkan bahwa pigmentasi bunga yang menyerap UV meningkat sepanjang paruh kedua abad ke-20.
Peningkatan pigmentasi UV ini terjadi secara global dengan rata-rata 2 persen setiap tahun selama tujuh dekade terakhir.
Perubahan yang cukup signifikan itu terbilang terjadi dalam waktu yang cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah.
Adaptasi tersebut rupanya menurut peneliti ada kaitannya dengan bertambahnya suhu serta penurunan ozon di atmosfer.
Ozon merupakan gas yang ditemukan di lapisan stratosfer bumi yang dapat menyerap radiasi UV dari Matahari.
Namun akibat perubahan iklim, jumlah ozon di atmosfer Bumi kian menurun sejak tahun 1970-an, sehingga radiasi UV menjadi lebih intens.
Akibatnya, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya pun terpapar lebih banyak radiasi UV.
Meski mungkin terdengar seperti kabar baik jika tanaman berbunga dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka, namun peneliti memperingatkan bahwa perubahan warna ini dapat berdampak besar pada reproduksi tanaman.
Sebab, pigmen pada bunga menjadi alat utama untuk menarik penyerbuk.
Pigmentasi bunga tentunya akan membuat tanaman lebih sulit untuk menarik para penyerbuk.
Sementara itu, tanaman tentunya membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh, namun terlalu banyak radiasi UV dari Matahari juga justru dapat merusaknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hadapi Perubahan Iklim, Bunga di Seluruh Dunia Alami Perubahan Warna", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/01/100200523/hadapi-perubahan-iklim-bunga-di-seluruh-dunia-alami-perubahan-warna?page=all.