Cara konstruktif melampiaskan marah
Orangtua juga sebaiknya mengarahkan anak ke cara yang lebih konstruktif untuk menangani emosi mereka.
Bahkan, orangtua dapat menyediakan perlengkapan atau membuat daftar aktivitas yang menenangkan yang dapat digunakan anak pada saat marah.
Misalnya duduk tenang di sofa atau memukul mainan drum. Hindari juga mencoba memberikan penalaran kepada balita saat merasa emosi.
Jangan juga memberikan konsekuensi yang tidak sejalan dengan aturan disiplin di keluarga.
Perlu diingat, banyak balita melalui tahap memukul ketika marah dan mencapai puncaknya sekira usia 2 tahun.
Balita tumbuh dari tahap ini seiring berjalannya waktu. Jadi, orangtua perlu mengajari mereka dengan cara yang tepat untuk menghadapi amarah dan emosi kuat lainnya.
Orangtua dapat mengatasinya dan menjalani tahap ini bersama-sama, dengan tetap tenang dan memahami alasan di balik kemarahan balita,
Namun, orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter anak dan menanyakan apakah perlu rujukan ke psikolog anak, jika balita tampaknya memiliki ledakan amarah yang tampak ekstrem untuk usianya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balita Sering Memukul Ketika Marah, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/17/091824420/balita-sering-memukul-ketika-marah-ini-yang-harus-dilakukan-orangtua?page=2.