SonoraBangka.id - Kebebasan memiliki manfaat penting bagi perkembangan anak.
Nah, selama pandemi ini, anak memang cenderung lebih bebas dan mandiri melakukan berbagai hal, seperti bermain atau membuat makanan.
Para orangtua mengatakan, anak-anak mereka menikmati kebebasan selama berada di rumah.
Jackie McGuire, ibu dari tiga anak di Maryland, AS menceritakan bagaimana pandemi mengubah caranya mendidik anak.
McGuire mengaku memberi lebih banyak ruang bagi anak-anaknya.
Di siang hari, ia membiarkan anak sendirian atau berjalan-jalan di sekitar rumah.
Namun ia memberikan walkie-talkie agar dapat tetap berkomunikasi dengan anak.
Pada malam hari, McGuire mengantarkan anak-anaknya ke kamar tidur, tetapi mereka dibolehkan berbicara satu sama lain sampai mereka mengantuk dan terlelap.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara fleksibel, sehingga anak-anak McGuire dapat menyelesaikan tugas kapan pun, tanpa paksaan dari orangtua atau guru di sekolah.
Memiliki kebebasan berdampak besar pada ketiga anak McGuire yang masing-masing berusia lima, tujuh, dan delapan tahun.
"Mereka semua sudah sedikit lebih dewasa," kata McGuire.
Banyak waktu luang
Dibandingkan masa sebelum pandemi, saat ini anak memiliki lebih banyak waktu luang.
Sekolah online memiliki durasi yang lebih singkat, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti seni tari, olahraga, atau musik ditiadakan.
Banyak orangtua membiarkan anak-anaknya menghibur diri sendiri dengan cara tertentu.
Para ahli parenting menganggap, hal ini akan memberi manfaat positif bagi perkembangan anak.
"Sebelum pandemi, anak-anak sulit belajar keterampilan hidup karena mereka harus segera berlatih sepakbola atau karate," kata Jenifer Joy Madden, pendiri The Durable Human, yang mengajak orang untuk mengembangkan ketahanan.
Madden melanjutkan, selama pandemi banyak anak punya lebih banyak ruang untuk bereksperimen.
Anak yang lelah menatap layar untuk belajar cenderung lebih mungkin melakukan petualangan di luar rumah.
Sedangkan, orangtua yang bekerja di rumah akan meminta anak membuat makan siang sendiri, atau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel.
Dokter anak Hokehe Effiong mengatakan, anak yang membuat makanan sendiri atau berjalan-jalan tanpa ditemani orangtua akan melatih kepercayaan dirinya dan itu berguna di saat anak sudah dewasa.
"Kemandirian merupakan keterampilan tumbuh kembang yang kritis bagi anak untuk dipelajari karena mengarah pada pertumbuhan positif, baik secara perilaku, sosial, emosional, dan mental," ujarnya.
Menurutnya, kemandirian merupakan keterampilan sosial yang penting bagi anak untuk berkembang, memiliki kendali atas hidup sambil belajar menangani stres dan kegagalan."
Katie Lear, terapis anak di Carolina Utara, AS mengatakan bahwa kemandirian juga terasa menyenangkan bagi anak.
"Saya memerhatikan banyak anak merasa bangga dan memiliki kemampuan untuk mengatur harinya, misalnya memilih pakaian sekolah atau melakukan panggilan Zoom sendiri," ujar Lear.
Memberikan anak kesempatan menyelesaikan tugas tanpa orangtua di sampingnya akan meningkatkan efikasi diri.
Anak belajar bahwa ia mampu menangani apa pun yang dihadapkan padanya.
Ketika anak mendapat kebebasan
Kemandirian bukan sekadar kemewahan bagi anak, melainkan sebuah kebutuhan.
"Di saat anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mandiri, mereka bereaksi dengan amarah, frustrasi, dan menolak mengikuti arahan, dan berisiko dicap pemberontak," kata Effiong.
Oleh karena itu, ketika orangtua memahami kebebasan adalah kebutuhan perkembangan, maka hal itu akan menciptakan ikatan lebih kuat antara orangtua dan anak-anaknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sisi Lain Pandemi, Anak Jadi Belajar Lebih Mandiri", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/04/180146920/sisi-lain-pandemi-anak-jadi-belajar-lebih-mandiri?page=3.