Ilustrasi
Ilustrasi ( Kompas.com)

12 Makanan Mengandung Kolestrol Tinggi Yang Sering Kita Abaikan

10 Januari 2021 10:28 WIB

 

   3. Kerang-kerangan

Kerang-kerangan, termasuk kerang, kepiting dan udang merupakan sumber protein, vitamin B, zat besi dan selenium yang sangat baik. Kerang-kerangan juga termasuk makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Misalnya, porsi udang 3 ons (85 gram) dapat menyediakan 166 mg kolesterol atau lebih dari 50 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian yang disarankan. Selain itu, kerang-kerangan mengandung komponen bioaktif, seperti antioksidan karotenoid dan asam amino taurin yang dapat membantu mencegah penyakit jantung dan menurunkan kolesterol jahat atau LDL. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Global Journal of Health Science pada 2012, kelompok orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan laut memiliki tingkat penyakit jantung, diabetes, dan inflamasi yang lebih rendah seperti artritis.

 

  1. Jeroan

Jeroan atau daging organ yang kaya kolesterol, seperti jantung, ginjal, dan hati bisa jadi sangat bergizi jika dikonsumsi sesuai kebutuhan. Misalnya, jantung ayam adalah sumber antioksidan CoQ10 yang kuat, serta vitamin B12, zat besi dan seng. Jantung ayam juga tinggi kolesterol, dengan porsi 2 ons (56 gram) bahan dapat menyediakan 105 mg kolesterol atau 36 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian yang disarankan. Sebuah studi di lebih dari 9.000 orang dewasa Korea menemukan bahwa mereka dengan asupan daging yang tidak diolah dalam jumlah sedang, termasuk daging organ ternyata memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung daripada mereka yang konsumsi terendah .

 

  1. Sarden

Sarden tidak hanya sarat dengan nutrisi, tetapi juga menjadi sumber protein yang enak disantap dalam berbagai macam hidangan. Satu porsi 3,75 ons (92 gram) ikan sarden kecil bisa mengandung 131 mg kolesterol, atau sekitar 44 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian yang disarankan. Dalam jumlah tersebut, ikan sarden juga menawarkan 63 persen dari jumlah kebutuhan vitamin D harian, 137 persen dari jumlah kebutuhan vitamin B12 harian, dan 35 persen dari jumlah kebutuhan kalsium harian yang disarakan. Terlebih lagi, sarden adalah sumber zat besi, selenium, fosfor, seng, tembaga, magnesium, dan vitamin E.

 

 

  1. Yogurt penuh lemak

Yoghurt penuh lemak adalah makanan tinggi kolesterol yang dikemas dengan ragam nutrisi lain, seperti protein, kalsium, fosfor, vitamin B, magnesium, seng, dan kalium. Satu cup (245 gram) yogurt berlemak penuh dapat mengandung 31,9 mg kolesterol atau 11 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi produk susu fermentasi lemak penuh dikaitkan dengan penurunan kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah, serta risiko stroke, penyakit jantung dan diabetes yang lebih rendah. Ditambah lagi, produk susu fermentasi seperti yogurt bermanfaat bagi kesehatan usus dengan berdampak positif pada bakteri baik.

 

  1. Gorengan

Sementara makanan tertentu yang kaya kolesterol sangat bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan, makanan lain bisa berbahaya. Gorengan atau makanan yang digoreng termasuk makanan tinggi kolesterol yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Gorengan atau makanan yang digoreng, seperti daging goreng dan stik keju mengandung kolesterol tinggi dan harus dihindari jika memungkinkan. Itu karena makanan ini sarat dengan kalori dan dapat mengandung lemak trans, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan merusak kesehatan dalam banyak hal lainnya. Ditambah lagi, konsumsi makanan yang digoreng tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas dan diabetes.

 

  1. Makanan cepat saji

Melansir My Food Data, makanan cepat saji, seperti hamburger, hot dog, dan pizza dapat mengandung 465 mg kolesterol per pesanan atau per saji yang merupakan 155 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian. Sementara, dalam 100 gram bahan makanan cepat saji saja, dapat menyediakan 173 mg kolesterol atau 58 persen dari jumlah kebutuhan kolesterol harian. Konsumsi makanan cepat saji sendiri telah dikaitkan dengan faktor risiko utama berbagai penyakit kronis termasuk penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Mereka yang sering mengonsumsi makanan cepat saji cenderung memiliki kolesterol yang lebih tinggi, lebih banyak lemak perut, tingkat peradangan yang lebih tinggi, dan gangguan regulasi gula darah. Di sisi lain, makan lebih sedikit makanan olahan dan memasak lebih banyak makanan di rumah dikaitkan dengan penurunan berat badan, lebih sedikit lemak tubuh dan pengurangan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol LDL tinggi.

 

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm