Beberapa orang pernah mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin. Hal yang sama juga berpotensi terjadi setelah menerima vaksin Covid-19.
Sayangnya, wanita hamil dan menyusui tidak diikutsertakan dalam uji coba vaksin COVID-19. Jadi, belum bisa dipastikan apakah ibu hamil akan mendapatkan efek samping yang serupa saat menerima vaksin.
Hingga saat ini, data mengenai keamanan dan potensi efek samping yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang menerima vaksin juga belum ditemukan.
Melansir data Harvard Health Publishing, salah satu efek samping vaksin Covid-19 adalah demam.
Demam pada ibu hamil biasanya bisa diatasi dengan mengonsumsi asetaminofen. Akan tetapi, demam yang tinggi dan berkepanjangan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.
Itu sebabnya, masih diperlukan pengujian lebih lanjut hingga terdapat data yang akurat mengenai efektivitas dan keamanan vaksin Covid-19 pada ibu hamil dan menyusui.
Namun, data CDC menyebut vaksin Covid 19 tidak mengandung virus hidup (melainkan vaksin mRNA).
Dengan bagitu, vaksin tersebut tidak dianggap menyebabkan peningkatan risiko infertilitas, keguguran, bayi lahir mati atau kelainan bawaan. Ketika dipelajari selama uji hewan, vaksin mRNA tidak mempengaruhi kesuburan atau menyebabkan masalah pada kehamilan.
Meski demikian, efek samping vaksin Covid-19 pada ibu hamil dan janin masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Ibu Hamil Bukan Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid 19?", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2021/01/14/120000568/mengapa-ibu-hamil-bukan-kelompok-prioritas-penerima-vaksin-covid-19-?page=all#page2.