Anak-anak juga sering kali tidak nyaman jika harus melihat orang tua mereka harus memberikan edukasi seks dengan topik yang berat.
Sehingga, mereka cenderung menghindarinya.
Lalu mereka akan beralih ke guru, kakak, teman, internet, pornografi, atau apa pun yang tidak merahasiakan memikirkannya.
Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya membuang topik yang terlalu berat saat membicarakan seks dengan anak-anak mereka.
Orangtua bisa melibatkan percakapan yang sering dan singkat misalnya, sebuah masalah muncul di televisi atau orang terdekat sedang hamil.
Ini akan membantu menghindari rasa malu dan menormalkan pembicaraan tentang seks.
Para orangtua juga disarankan untuk berbicara di dalam mobil atau saat jalan-jalan, supaya membantu mengurangi rasa malu karena tidak perlu melakukan kontak mata.
4. Mendengarkan tanpa menggurui
Sebagian besar remaja merasa kesulitan untuk melibatkan orangtua mereka dalam perbincangan terkait seks karena tidak ingin diceramahi.
Orangtua cenderung menggurui anak-anaknya karena merasa pembahasan mengenai seks di usia remaja belum pantas dibicarakan.
Rekomendasi untuk para orangtua, ketika anak-anak bertanya tentang seks, yang terbaik adalah mendengarkan daripada mengurui anak-anak mereka.
Orangtua harus mengenali betul mengapa anak mereka bertanya dan kemudian menjawab sebaik mungkin.
Sebaiknya hindari godaan untuk melanjutkannya dengan ceramah.
Nah, ini diharapakan untuk meyakinkan anak-anak usia remaja, bahwa mereka dapat mengharapkan tanggapan yang tidak menghakimi di masa depan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Bingung, Ini Tips Sederhana Memberikan Edukasi Seks ke Anak", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/01/165605920/jangan-bingung-ini-tips-sederhana-memberikan-edukasi-seks-ke-anak?page=3.