SonoraBangka.id - Di masa pandemi seperti saat ini, masker sudah menjadi bagian dari busana dan penampilan sehari-hari.
Oleh karena itu, banyak masker tidak lagi tampil polos, melainkan hadir dalam berbagai corak, model, warna dan desain.
Seperti halnya dasi, bandana, atau kaus kaki, warna dan desain masker pun disesuaikan dengan busana yang dipakai.
Orang bahkan mulai mencari masker yang pas dengan identitas dirinya.
Fenomena itu rupanya memunculkan ide untuk menghadirkan kompetisi desain masker di Asia Pasifik yang diprakarsai oleh Kingston Technology dan CSD.
Mengusung tema 'There's Strength in Memory’, Kingston, perusahaan pembuat memori, dan CSD yang merupakan merek masker wajah asal Taiwan, mengajak semua insan kreatif dari kawasan Asia Pasifik untuk merepresentasikan kekuatan memori mereka.
Inisiatif ini mendapat respon dari 3.100 penggemar desain di Asia Pasifik dan menghasilkan karya-karya yang mencerminkan ingatan atau memori masing-masing peserta.
Dari sekian banyak peserta, juri sudah memilih 10 karya sebagai finalis terbaik. Adapun para peserta terdiri dari seniman dan desainer dari berbagai bidang, mulai dari desainer produk, tekstil, visual, multimedia, hingga ilustrator, mahasiswa seni, dan profesor.
Mereka menuangkan karyanya dalam ragam kanvas dan memvisualisasikan memori mereka yang mencakup konsep tentang interaksi antar manusia, ragam peristiwa kehidupan yang menarik dan berkesan, serta renungan tahun 2020.
Para juri juga menemukan tema desain berkelanjutan yang terinspirasi dari ikatan dalam keluarga, apresiasi terhadap alam dan memori pada masa kanak-kanak.
Peserta dari Thailand, Waraporn Mamee misalnya, menuangkan desain Siamese Fighting Fish atau ikan cupang sebagai kenangan masa kecilnya, yang menggambarkan ambisi dan kegigihannya dalam perjalanan menjadi seniman.