Jika terus terulang atau tidak juga membaik mungkin kamu harus membuka mata lebih lebar dan menerima kemungkinan terburuk bahwa bukan dia pasangan hidup yang tepat untukmu.
Sebuah hubungan dijalin bukan untuk menciptakan ketidaknyamanan.
Justru sebaliknya, untuk membuat nyaman satu sama lain.
Jika kamu tidak pernah bisa menikmati waktu berdua bersamanya, nampaknya kamu perlu berpikir seribu kali lagi untuk membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.
2. Berbeda prinsip
Prinsip adalah nilai dasar yang kamu anut dan tidak bisa dikompromikan. Kamu punya prinsip, begitu juga dengan si dia.
Misalnya saja, prinsip pola asuh membesarkan anak yang berbeda. Mengubah prinsip bisa saja dilakukan dengan berkompromi.
Tetapi ini juga harus datang dari keinginan dan pertimbangan pribadi, bukan atas pengaruh apalagi paksaan orang lain.
Jika perbedaan prinsip dengan pasangan terlalu besar sehingga sulit untuk dipersatukan, nampaknya kamu perlu berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan.
Jika memaksakannya, kemungkinan besar kamu akan mendapat masalah yang jauh lebih rumit di kemudian hari.
Perbedaan prinsip di awal bisa menjadi gerbang dari banyak ketidaksetujuan lainnya yang bersifat penting.
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, ingat tentang pepatah ini, bukan? Nah, ini tentu tidak akan berdampak baik untuk masa depan hubungan.
3. Dia tidak menghormati
Sebuah hubungan asmara layaknya sebuah kemitraan.
Kamu dan pasangan sama-sama ada di posisi yang setara, dan idealnya harus memiliki rasa saling menghormati serta menghargai satu sama lain.
Kurang atau tidak adanya rasa hormat akan menenggelamkan hubungan ke dalam jurang kehancuran.
Perilaku melecehkan dan merendahkan, bahkan sesederhana seperti tidak meminta maaf ketika berbuat salah atau malah balik menyudutkan, adalah tanda waspada yang benar-benar perlu diperhatikan baik-baik.
Apalagi jika ia sampai tega bermain kasar dan menghardik dengan kata-kata yang bersifat menghina.