SonoraBangka.id - Saat ini banyak pasangan terburu-buru nikah di usia belia karena tren menikah muda sedang naik daun belakangan ini.
Nah, jika kamu salah satunya, sebaiknya tanyakan pada diri sendiri apakah kamu sudah yakin benar bahwa si dia adalah pasangan hidup yang tepat?
Sebab, seperti kata pepatah cinta itu buta, sehingga rasa cinta yang terlalu besar bisa membutakan mata hati dan pikiran untuk dapat berpikir secara logis.
Jadi, jangan cuma karena ingin mengikuti tren — atau gerah terus-terusan ditanya “kapan kawin?” — kamu jadi mengabaikan tanda-tanda bahwa si dia sebenarnya bukanlah pasangan yang tepat.
Memang tidak ada orang yang sempurna di dunia ini.
Akan tetapi, ini bukan berarti kamu lantas menutup mata atas hal-hal buruk yang kamu terima dari pasangan.
Menurut Profesor Berit Brogaard dari University of Miami, akan sulit untuk mengetahui orang tersebut tepat atau tidak jika seseorang berada dalam pola pikir yang salah.
Nah, mungkin tanda-tanda berikut harus kamu perhatikan agar tidak menyesal di kemudian hari.
1. Merasa cemas dan tidak nyaman saat bersama
Apakah kamu selalu merasa sungkan atau enggan untuk berbicara karena takut menyinggung perasaannya?
Atau kamu merasa cemas dengan penampilanmu dan tidak percaya diri di hadapannya?
Atau mungkin kamu selalu sibuk mencari topik pembicaraan di malam sebelum bertemu dengannya?
Cobalah untuk mencari tahu apa penyebab mengapa merasakan hal tersebut.
Bicarakan hal-hal tersebut pada pasangan dan coba cari solusinya.
Jika terus terulang atau tidak juga membaik mungkin kamu harus membuka mata lebih lebar dan menerima kemungkinan terburuk bahwa bukan dia pasangan hidup yang tepat untukmu.
Sebuah hubungan dijalin bukan untuk menciptakan ketidaknyamanan.
Justru sebaliknya, untuk membuat nyaman satu sama lain.
Jika kamu tidak pernah bisa menikmati waktu berdua bersamanya, nampaknya kamu perlu berpikir seribu kali lagi untuk membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.
2. Berbeda prinsip
Prinsip adalah nilai dasar yang kamu anut dan tidak bisa dikompromikan. Kamu punya prinsip, begitu juga dengan si dia.
Misalnya saja, prinsip pola asuh membesarkan anak yang berbeda. Mengubah prinsip bisa saja dilakukan dengan berkompromi.
Tetapi ini juga harus datang dari keinginan dan pertimbangan pribadi, bukan atas pengaruh apalagi paksaan orang lain.
Jika perbedaan prinsip dengan pasangan terlalu besar sehingga sulit untuk dipersatukan, nampaknya kamu perlu berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan.
Jika memaksakannya, kemungkinan besar kamu akan mendapat masalah yang jauh lebih rumit di kemudian hari.
Perbedaan prinsip di awal bisa menjadi gerbang dari banyak ketidaksetujuan lainnya yang bersifat penting.
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, ingat tentang pepatah ini, bukan? Nah, ini tentu tidak akan berdampak baik untuk masa depan hubungan.
3. Dia tidak menghormati
Sebuah hubungan asmara layaknya sebuah kemitraan.
Kamu dan pasangan sama-sama ada di posisi yang setara, dan idealnya harus memiliki rasa saling menghormati serta menghargai satu sama lain.
Kurang atau tidak adanya rasa hormat akan menenggelamkan hubungan ke dalam jurang kehancuran.
Perilaku melecehkan dan merendahkan, bahkan sesederhana seperti tidak meminta maaf ketika berbuat salah atau malah balik menyudutkan, adalah tanda waspada yang benar-benar perlu diperhatikan baik-baik.
Apalagi jika ia sampai tega bermain kasar dan menghardik dengan kata-kata yang bersifat menghina.
Pelecehan secara verbal, emosional, psikologis, hingga seksual adalah perusak hubungan yang sering diabaikan.
Terlebih, ada banyak sikap tidak hormat yang bisa ditunjukkan dengan cara halus dan manipulatif sehingga kamu mungkin tidak menyadarinya.
Jangan tolerir dan maklumi perilaku ini, secinta apapun pada pasangan.
4. Pasangan hanya meminta perhatian, tanpa berlaku sebaliknya
Siapa, sih, yang tidak mau dihujani dengan cinta dan kasih sayang setiap waktu?
Akan tetapi, sebuah hubungan asmara yang sehat seharusnya ditandai dengan kedua belah pihak yang sama-sama berusaha untuk menyenangkan satu sama lain Jangan hiraukan perilaku pasangan yang posesif dan egois.
Misalnya, terus-terusan cek hape kamu tanpa alasan, selalu ingin tahu keberadaanmu tiap menitnya, hingga membatasi atau bahkan melarang kamu jalan-jalan dengan teman lama atas dasar “ingin berduaan” saja.
Sebaliknya, ketika kamu benar-benar membutuhkan perhatiannya, ia tidak pernah ada untukmu — sulit dihubungi atau selalu alasan sibuk.
Jika kamu merasa terombang-ambing, dinomorduakan, dan kerap bertanya-tanya status sebenarnya di mata dirinya, cobalah berpikir lebih jernih apakah kamu benar-benar akan bahagia bersama dengan orang yang tidak pedulian?
5. Pasangan tidak bisa memberi rasa aman
Coba ingat-ingat, apa yang pasangan lakukan ketika kamu sedang emosi atau sedih. Bagaimana cara ia mengatasi emosi itu?
Apakah ia mencoba untuk menjadi pendengar yang baik dan menghibur di kala dibutuhkan, atau malah diam saja meninggalkan kamu sementara ia sibuk sendiri?
Dr. Brown mengatakan, pasangan yang mampu memberikan kenyamanan dalam kondisi apapun menjadi salah satu pertanda kuat bahwa kamu telah menemukan orang yang tepat.
Namun sebaliknya, jika pasangan cenderung bersikap cuek bahkan mendiamkanmu tanpa melakukan apapun, bisa jadi dia bukan pasangan yang tepat.
Lihat setiap prosesnya dan tanyakan pada diri, apakah dia benar-benar orang yang kamu cari untuk menghabiskan sisa hidup bersama?
Hal terpenting ialah jangan terburu-buru dalam memutuskan apakah si dia merupakan pasangan hidup yang tepat.
Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk melangkah lebih jauh, sebaiknya tanyakan pada diri kamu sendiri apakah yakin dengan pilihan kamu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Tanda Dia Bukan Pasangan Hidup yang Tepat", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/12/145425620/5-tanda-dia-bukan-pasangan-hidup-yang-tepat?page=all.