Syarat mengikuti studi tidur
Jika kita pergi ke dokter dengan gejala tertentu dan perlu melakukan pemeriksaan tidur untuk mencari tahu apa yang salah, itulah tanda kita bisa mengikuti studi tidur.
Dokter Cherian mengatakan, apabila dokter yakin kita menderita gangguan tidur tertentu seperti insomnia atau apnea tidur, kita akan dirujuk untuk berpartisipasi dalam studi tidur.
Hal ini dapat membantu menyingkirkan penyakit tertentu dan memperjelas apa yang sebenarnya terjadi pada subjek.
"Sebenarnya tidak ada batasan seberapa sering kita dapat berpartisipasi dalam studi tidur, maka dia sedang mencari diagnosis tertentu," terangnya.
Di sisi lain, beberapa organisasi membutuhkan orang-orang yang siap membantu memajukan bidang ilmu tentang tidur.
Dalam hal ini, menurut Hall, setiap studi biasanya akan menetapkan kriteria sendiri untuk peserta seperti apa yang dicari.
Baik itu orang yang tidur nyenyak, pekerja shift, atau yang menderita gangguan tidur.
Tanda-tanda gangguan tidur
Jika kita merasa perlu studi tentang tidur, mulailah dengan mendiskusikan kekhawatiran ini dengan dokter.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini enam tanda gangguan tidur yang membutuhkan penangangan agar kualitas hidup tidak menurun.
1. Kesulitan untuk tidur
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tertidur alias sulit tidur. Jika tidak ada faktor lain —stres, kecemasan umum, kasur yang buruk— yang membuat kita tidak bisa tidur, bisa jadi itu adalah insomnia.
Gejala insomnia ini biasanya terjadi terus-menerus atau tidak hanya sesekali.
Apabila kita sering mengalaminya, maka kita membutuhkan studi tidur.
2. Tidak bisa tetap tidur
Seperti yang sudah kita ketahui mengenai insomnia, salah satu gejalanya adalah ketidakmampuan untuk bisa tetap tidur dengan nyenyak.
Jika kita bisa tertidur tetapi kemudian di tengah-tengah terbangun dalam waktu yang lama di malam hari, itu menjadi tanda kita mengalami gangguan tidur.